ANKARA, (Panjiamas.com) – “Turki akan melakukan “apa-apa yang diperlukan” untuk warganya sendiri dan rakyat Suriah,” demikian pernyataan Menteri Kesehatan Turki, Recep Akdag pada hari Kamis (25/08).
Saat berbicara kepada Anadolu Agency, Menteri Kesehatan Turki mengatakan bahwa Operasi militer Turki “Euphrates Shield “di Suriah telah “sangat sukses”.
“Turki, sebagai negara kuat di wilayah tersebut, tentu saja akan melakukan apa yang diperlukan untuk warganya dan rakyat Suriah,” kata Recep Akdag.
Operasi itu diluncurkan pada hari Rabu pagi (24/08) ketika serangan artileri dan serangan udara dengan diikuti oleh serangan tank-tank Turki menyeberangi perbatasan untuk menargetkan kelompok Islamic State (IS) dalam rangka mendukung pasukan Free Syrian Army (FSA).
Akdag mengatakan bahwa posisi yang begitu dekat dengan wilayah perbatasan Turki, membuat kelompok Islamic State (IS) dapat menimbulkan “bahaya besar” bagi Turki.
“Tentu saja, kami harus melindungi perbatasan kami terhadap serangan-serangan dari kelompok teroris,” kata Akdag.
Akdag mengatakan sejumlah anggota Free Syrian Army (FSA) dilaporkan mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke Rumah Sakit di Turki. Dia juga menambahkan bahwa tidak ada korban dari pihak tentara Turki.
Tiga anggota pasukan Free Syrian Army (FSA) dibawa pada Kamis pagi (25/08) ke Rumah Sakit Kilis di Turki setelah mereka mengalami luka-luka dalam bentrokan di kota Jarabulus, Suriah bagian Utara, demikian menurut sumber pihak media dan kesehatan mengatakan kepada Anadolu Agency dalam kondisi anonimitas.
Operasi ini sejalan dengan hak negara [Turki] untuk membela diri dan hak ini lahir dan berdasar atas perjanjian internasional dan mandat yang diberikan kepada Angkatan Bersenjata Turki oleh Parlemen pada tahun 2014, yang telah diperpanjang satu tahun lagi pada September 2015.
Sejak Januari, serangan-serangan roket di provinsi Kilis, Turki yang dilancarkan dari wilayah yang dikuasai Islamic State (IS) di Suriah, telah menewaskan sedikitnya 21 jiwa, sementara serangan di Gaziantep yang dipersalahkan pada Islamic State (IS) termasuk bom jibaku pada hari Sabtu pekan lalu (20/08) pada sebuah pernikahan yang menewaskan 54 jiwa dan serangan bom mobil pada bulan Mei yang menewaskan dua petugas polisi Turki.[IZ]