MAINE STATE, AS (Panjimas.com) – Council on American-Islamic Relations (CAIR) meminta pemerintah negara bagian dan juga pemerintah federal untuk menyelidiki ancaman-ancaman terhadap komunitas Muslim di negara bagian Maine di Amerika Serikat, dilansir oleh IINA.
Kepolisian di Westbrook, Maine, sedang menyelidiki ancaman tertulis yang ditujukan terhadap umat Muslim, ancaman itu ditemukan pada hari Rabu (17/08) di sebuah kompleks apartemen di Maine.
Catatan bernada ancaman keras itu menyatakan bahwa “Semua Muslim adalah Teroris, dan Mereka [Muslim] harus dibunuh!.” Catatan itu ditemukan oleh seorang warga asal Irak yang tinggal di kompleks apartemen itu dan segera ditindaklanjuti oleh Kepolisian.
“Kami meminta baik pemerintah lokal, negara bagian dan federal serta pihak penegak hukum untuk menyelidiki ancaman tersebut sebagai kejahatan kebencian dan membawa para pelaku ke pengadilan,” kata Direktur Komunikasi Nasional CAIR, Ibrahim Hooper.
“Keluarga yang terpaksa mengungsi dari Irak karena ancaman tersebut, tidak harus mendapati ancaman semacam ini di Amerika.”, pungkasnya.
Hooper mengatakan CAIR telah mencatat lonjakan diskriminasi anti-Muslim dan kejahatan kebencian dalam beberapa bulan terakhir. Kelompok hak-hak sipil menyebutkan kejadian ini akibat dari retorika Islamophobia yang digunakan oleh Calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump.
Lonjakan Insiden Islamophobia di AS
Surat Kabar terkemuka AS, Huffington Post telah mencatat sekitar 233 insiden Islamophobia terjadi hanya pada tahun 2016, jumlah insiden anti-muslim ini meningkat lebih dari 32 persen dari tahun lalu.
Lebih lanjut Huffinton Post mencatat bahwa laju serangan Anti-Islam tersebut terus meningkat, terutama setelah serangan mematikan di Paris, San Bernardino dan Florida.
Proyek Islamophobia Huffington Post, telah melacak insiden anti-Muslim di Amerika Serikat, dan tercatat insiden Islamophobia mencapai angka 233 insiden pada tahun 2016 saja.
Tiga dari insiden anti-muslim ini terjadi di California bulan Juli lalu, termasuk misalnya, satu insiden di mana seorang ibu yang mengenakan jilbab dilaporkan diserang dan dilempari telur saat ia berjalan keluar dari toko Walmart di San Leandro.
Huffington Post juga mencatat sejumlah retorika anti-Muslim, termasuk komentar-komentar anti-Islam para pejabat AS, Ketua kelompok sayap kanan dan beberapa tokoh masyarakat di Amerika Serikat, serta merekam sejumlah kasus diskriminasi rasial, termasuk pengusiran paksa dari penerbangan, penghentian kerja, dan pembatasan praktek ibadah.[IZ]