JAKARTA,(Panjimas.com) – Permintaan KH Said Aqil Siroj, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Polri untuk mengawasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dinilai kerap mengampanyekan antinasionalisme disayangkan Jubir HTI.
“Kembali pada arti Nasionalisme, kalau nasionalisme artinya kecintaan tanah air, kesetiaan untuk menyelamatkan negeri ini, HTI kurang Nasionalisme apa?” kata Muhammad Ismail Yusanto jubir HTI, Jum’at (19/8/2016).
Justru Ismail Yusan balik menuduh yang antinasionalisme ialah mereka yang merusak negeri Indonesia dengan menyebarkan neo Liberalisme. HTI yang pernah melakukan aksi Gerakan Indonesia dengan syari’ah sebagai wujud nyata kecintaan dan nasionalisme negri Indonesia dalam membentengi penyebaran Liberalisme.
“Jadi kita ini cinta negri ini, karena itu kita membentengi negri ini dari apa? Dari ancaman nyata neo Liberalisme. Bagaimana bisa kita yang berjuang pada negri ini dituduh macem-macem” ujarnya.
Ismail Yusan menyayangkan pernyataan Said Aqil, menurutnya sesama muslim harusnya saling menguatkan dalam persaudaraan. “Saya kira sesama muslim harusnya tidak seperti itu, harusnya saling menguatkan, saling kerjasama” pungkasnya. [SY]