JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj, menerima Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian, saat berkunjung ke gedung PBNU pada Kamis (18/8/2016).
Sayangnya, pertemuan itu justru dimanfaatkan Said Aqil untuk “curhat” mengadukan keburukan Ormas-ormas Islam. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), disebut Said sebagai Ormas anti nasionalisme. Lalu Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) dinilai anti tahlilan dan kerap menyebut bid’ah amalan warga NU. (Baca: Curhat Said Aqil ke Tito: HTI Anti Nasionalisme, FPI Rusak Citra Islam & MTA Haramkan Tahlil)
Tak ketinggalan, Front Pembela Islam (FPI), juga disebut merusak citra Islam. Padahal sejatinya, antara FPI dan Nahdlatul Ulama cukup dekat, baik secara nilai maupun kultur. Namun, tetap saja tak bisa lepas dari sasaran “gunjingan” Said Aqil.
Mengenai Front Pembela Islam (FPI), Kiai Said menyampaikan bahwa gerakan ini bukan gerakan Wahabi atau ingin mendirikan negara Islam, tetapi misinya ingin menegakkan amar makruf nahi mungkar. Sayangnya apa yang dilakukan tidak terkoordinasi dengan aparat keamanan.
“Jadinya malah merusak citra Islam yang damai,” demikian seperti ditulis situs resmi Nahdlatul Ulama Kamis (18/8/2016).
Menanggapi tuduhan tersebut, Ketua Umum FPI, KH Ahmad Shabri Lubis, menyikapinya dengan santai. Ia menganggap “ocehan” Said Aqil sebagai hal biasa.
“Wajarlah, sebagaimana orang liberal berkomentar terhadap musuh-musuhnya Amerika,” ucap Ustadz Shabri Lubis kepada Panjimas.com, Jum’at (19/8/2016).
Ustadz Shabri -sapaan akrabnya- menganggap “curhat” Said Aqil ke Kapolri tentang FPI salah alamat. Sebab, Kapolri Jenderal Tito Karnavian cukup mengenal FPI sejak lama.
“Kapolri jauh lebih tahu FPI banget dari pada dia (Said Aqil, red.), jadi wajar aja kalau Agil Siroj suka berkomentar negatif seperti orang Amerika,” tegasnya.
Seperti diungkapkan FPI, melalui akun Twitter resminya, @DPP_FPI pernah menyampaikan pujian Tita Karnavian pada FPI saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, dalam kesempatan acara buka puasa bersama di bulan Ramadhan lalu, di Polda Metro Jaya.
“Pak Tito lantas mengatakan bahwa FPI berbeda dengan kelompok lain. ‘FPI NKRI Banget’ katanya antusias,” tulis @DPP_FPI.
“Ketika awal dilantik, banyak media abal-abal hater FPI langsung bersorak dan sebar kabar ngawur, fitnah Pak Tito akan sikat FPI. Tapi… Kalau mereka tahu Pak Tito yang sebenarnya, mereka akan kecewa. Pak Tito bukan seperti dalam pikiran busuk mereka,” imbuh @DPP-FPI.
Tito Karnavian mengaku mengenal dekat Imam Besar FPI, Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, sejak konflik Poso. Di situ ia tahu betul bagaimana jasa FPI dalam peristiwa tersebut. Sejak perkenalan di medan Poso itulah hingga saat ini, hubungannya dengan Habib Rizieq tetap terjalin baik. [AW/SY]