SIMALUNGUN (Panjimas.com) – Peredaran obat terlarang jenis narkoba disejumlah wilayah di Indonesia dinilai sudah sangat akut dan memprihatinkan. Bahkan pemerintah Republik Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyatakan bahwa Indonesia dalam kondisi “Darurat Narkoba”, sehingga baik pengedar maupun pemakai obat haram tersebut harus diperangi hingga ke akar-akarnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekertaris Jendral (Wasekjen) Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda GP Ansor, Ahmad Yudistira meminta kepada pihak kepolisian untuk bekerja lebih giat lagi dalam memberantas peredaran narkoba.
“Sikap kami jelas, penyalagunaan narkoba sangat membahayakan dan dapat merusak mental para generasi muda bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sangat setuju apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam menumpas peredaran barang haram tersebut,” tegas Yudistira kepada Beritaekspres.com di Bekasi, Senin (15/8/2016).
Namun, hanya berselang beberapa hari usai keprihatinan Wasekjen GP Ansor terhadap Narkoba, Ketua GP Ansor Kabupaten Simalungun, justru digelandang aparat karena tertangkap sedang nyabu bersama perempuan.
Setelah satu hari melakukan pemeriksaan, Sat Narkoba Polres Siantar akhirnya menyerahkan Ketua GP Anshor Kabupaten Simalungun, Ibnu Habibi Lubis dan dua temannya ke Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Siantar.
Kasat Reserse Narkoba Polres Siantar AKP Bambang Waskito, Kamis (18/8/2016) mengatakan, dari hasil pemeriksaan dua pria, yakni Ibnu Habibi dan Surya Alamsyah alias Tole, dan satu wanita Dewi Emma yang ditangkap ketika sedang menyabu dari salah satu kos-kosan di Jalan KKO, Kelurahan Bukit Sofa, Kecamatan Siantar Sitalasari telah diserahkan ke BNN Siantar.
Ketiganya diserahkan ke BNN lantaran hasil pemeriksaan (tes) urine, ketiganya diketahui positif sebagai pengguna narkoba, seperti dikutip Jurnalsiantar.net.
“Toleh dan Ibnu Habibi Lubis dan Dewi Emma, hasil tes urine mereka positif dan sudah kita serahkan ke BNN, “ungkapnya.
Selain ketiganya, pihaknya juga menyerahkan barang bukti yang disita saat penggerebekan, yakni sisa sabu serta alat hisab sabu (bong).
Kepala BNNK Siantar Ahmad Yani Damanik ketika dihubungi membenarkan bahwa pihaknya telah menerima ketiganya.
“Iya, kita sudah terima tiga orang yang diserahkan polres kepada kita. Selanjutnya kita akan rehab mereka,”katanya. [AW]