MEDAN (Panjimas.com) – Penyisiran dan penyerangan anggota TNI AU Lanud Soewondo terhadap masyarakat Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia menyisakan trauma mendalam di tengah masyarakat.
Pascakerusuhan menyangkut sengketa tanah ini, muncul kembali cerita-cerita miris penyerangan anggota Paskhas TNI AU itu.
Seperti halnya yang dialami oleh Syukur Dalimunthe (55). Warga Karang Sari yang berprofesi sebagai bilal mayat ini juga tak luput dari penyerangan dan penyiksaan TNI AU.
“Saat kerusuhan itu, saya berada di rumah. Kemudian saya keluar dan berdiri di halaman. Tak lama kemudian, datang anggota TNI AU itu memiting leher saya,” ungkap korban, Jumat (19/8/2016) siang.
Setelah dipiting, korban diseret ke dalam rumah. Anggota TNI AUyang diduga bertugas di Paskhas ini kemudian memukuli korban di hadapan anak dan isterinya.
“Batu besar yang dipakai melempar rumah saya sampai sekarang masih ada itu di atas atap. Anak dan isteri saya tau kalau saya dipukuli,” ujar Syukur.
Dalam kesempatan itu, Syukur yang hadir di musala Amal Soleh turut dimintai keterangannya oleh Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. Korban ditanyai menyangkut peristiwa penyerangan kemarin. [AW/tribun]