SUKOHARJO,(Panjimas.com) – “Tuntutan orang Islam untuk minta maaf, Presiden minta maaf pada PKI sudah berkali-kali bahkan sudah dirancang dalam pidato kenegaraan”. Demikian penjelasan ustadz Muinudinillah Basri MA pada kajian akbar di masjid Sabilul Falah, Daleman, Baki, Sukoharjo, Rabu (17/8/2016).
Beberapa fakta yang telah terjadi adanya kebangkitan PKI di Indonesia sudah nampak, untuk itu ustad Muin meminta umat Islam mewaspadai sekitar wilayah mereka terhadap sepak terjang generasi neo PKI. Ditambah dukungan dari jajaran pemerintahan yang telah disusupi ideologi komunis dan orang PKI seakan aparat dan TNI tidak berdaya membendung kebangkitan PKI.
“Bapak ibu sekalian, janji kampanye Jokowi untuk minta maaf pada PKI, ya, jargon-jargon revolusi mental itu sebetulnya ideologinya orang komunis. Keresahan tokoh NU bahwa simbol PKI dimana-mana. Yang lucunya apa kita dikagetkan dengan berbagai hal, sudah shok, kaget, mau mati tapi obat penenangpun gak punya” cetusnya.
Tidak hanya itu, ustadz Muin juga selalu protes dan sharing dengan beberapa aparat, kolonel TNI tapi nampaknya mereka tahu dan tidak bisa berbiat banyak. Justru membalikkan tanggungjawab untuk umat Islamlah yang bergerak lebih dulu. Ustadz Muin juga meninjukkan bukti video tentang sepak terjang gerakan PKI yang menyusup ke partai-partai.
“Kita lihat video aja deh, ini pengakuan tokoh PKI yang berlindung di PDIP bu Megawati, ini yang ngomong bukan saya. Ingat yang ngomong tokoh PKI Gerwani, ya, jadi jumlah kader PKI sudah 120 juta, ini yang ngomong siapa pak? Ripka ciptaning, ini jaman terbuka, dan ini pertemuan resmi di televisi” kata ustadz Muin sambil memperlihatkan video.
Ustadz Muin juga menunjukkan video pertemuan resmi untuk membela PKI di Taman Ismail Marjuki, dengan mengundang tokoh puisi kondang Taufik Ismail, namun justru bapak Taufik membongkar kejahatan yang telah dilakukan PKI. [SY]