JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Dr Cholil Nafis, Lc. MA, prihatin atas kondisi pemerintah Indonesia terkait kasus Menteri ESDM, Archandra Tahar.
Archandra Tahar, sebagai Menteri ESDM yang ternyata benar, merupakan Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki paspor Amerika Serikat. Itu diakui sendiri oleh Menkumham, Yasonna Laoly.
Meskipun akhirnya Presiden Joko Widodo memberhentikan Archandra Tahar, namun peristiwa salah angkat menteri, dianggap banyak pihak menjadi preseden buruk.
“Duh, ngelus hati. Meskipun akhirnya mengambil tindakan nasionalis menjelang hari kemerdekaan. namun yang tak habis pikir ko’ bisa? bukan warga negara sendiri diangkat jadi menteri,” ujar KH Cholil Nafis melalui akun Facebook miliknya, pada Selasa (16/8/2016).
Ia heran, bagaiman bisa Presiden yang bekerja secara tim bersama jajarannya mengambil kebijakan yang melanggar Undang Undang.
“Meskipun sifat manusia itu luput dan salah tapi ini kan tim. Bagaimana kerja Presiden, Setneg dan seluruh jajarannya bekerja dan bekerja ya, ko’ bisa melanggar UU. Ada sanksi kah? Apa reaksi DPR?” Tanyanya.
Terakhir, Kiai Cholil Nafis pun memberikan koreksi sekaligus nasihat. Ia menilai ada yang salah dari semboyan pemerintah RI, yakni semboyan yang hanya menekankan “Kerja, Kerja dan Kerja” namun tanpa bimbingan Allah Ta’ala.
“Ada yang salah, republik ini hanya punya semboyan kerja dan kerja. Harusnya ditambah agar kerjanya dibimbing oleh Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa, semboyannya ialah ‘Kerja, Kerja dan Doa’,” tandasnya. [AW]