TEHERAN, (Panjimas.com) – Rezim Syiah Iran pekan lalu mengumumkan telah mengeksekusi mati seorang ilmuwan nuklir Shahram Amiri atas tuduhan membocorkan “informasi rahasia” ke Amerika Serikat (AS).
“Shahram Amiri dieksekusi mati karena dituduh telah mengungkapkan rahasia negara untuk musuh [AS],” kata juru bicara Pengadilan Iran, Gholam-Hossein Mohseni-Ejei.
“Amiri memiliki akses terhadap rahasia-rahasia militer Iran dan itu terhubung ke musuh nomor satu kami, Setan Besar AS,” kata Mohseni-Ejei.
“CIA berfikir bahwa pergerakan Amiri telah jauh atau tak diketahui oleh mata Departemen Intelijen Iran. Mereka (AS) mengambil Amiri dari Arab Saudi.”
Amiri, yang berusia 38 tahun itu, dilaporkan menghilang dalam keadaan yang mencurigakan saat ia menunaikan ibadah Haji di Arab Saudi pada tahun 2009.
Ia kembali muncul setahun kemudian di sebuah seksi penting Iran di Kedutaan Pakistan di Washington, dan menuntut agar dirinya dapat dikirim pulang.
Ia mengaku dalam sebuah video bahwa dirinya telah diculik, diinterogasi, disiksa dan ia ditawari uang jutaan dolar jika ia bersedia mengungkap rahasia negaranya.
Amiri kemudian mengatakan bahwa dirinya menolak upaya AS untuk membuatnya bicara.
Pada saat itu, Mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton mengatakan bhawa Amiri menyerahkan diri ke Amerika Serikat dan ia dapat meninggalkan AS kapan saja ia mau.
Saat kembali ke Iran, Amiri diterima dan disambut oleh anggota keluarga dan para pejabat Iran, bak seorang pahlawan, akan tetapi ia ditangkap kurang dari setahun kemudian. [IZ]