TUNIS, (Panjimas.com) – Tunisia baru-baru ini menjadi tuan rumah Konferensi Internasional yang mengusung tema “Aksi Boikot sebagai Strategi melawan pendudukan Zionis Israel dan Apartheid: Aspirasi dan Realitas Hari ini”. Konferensi tersebut diadakan di kota, Hammamet, Tunisia.
Konferensi yang mengambil topik utama aksi boikot terhadap Israel itu, di-inisiasi dan diselenggarakan oleh Pusat Studi Riset dan Kebijakan Arab, (Arab Centre for Research and Policy Studies), yang berbasis di Doha,
Konferensi itu membahas perbandingan gerakan boikot Israel di masa kini dengan gerakan kampanye melawan apartheid di Afrika Selatan.
Peneliti asal Malaysia, Mohammad Nazeri Ismail mengatakan gerakan boikot Israel ini lebih populer di tingkat masyarakat daripada kalangan pejabat resmi pemerintahan yang biasanya berpandangan bahwa aksi boikot Israel itu bisa merusak hubungan ekonomi Kuala Lumpur-Tel Aviv, terutama karena beberapa aktivis menyerukan aksi boikot terhadap perusahaan-perusahaan asal AS yang memiliki hubungan dekat dengan Tel Aviv.
Ismail menunjukkan bahwa banyak rakyat Malaysia yang mengetahui tentang efektivitas gerakan pemboikotan Israel sementara, sebaliknya negara-negara Arab cenderung memiliki ikatan yang kuat dengan Israel. [IZ]