SOLO,(Panjimas.com) – Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) mendatangi Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT)di komplek Balaikota jalan Jend. Sudirman 2, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (11/8/2016).
LUIS yang meminta kejelasan perijinan RS Siloam maupun PT Manyala Harapan merasa dipermainkan. Edi Lukito Ketua LUIS sebagai lidah penyampai massa yang menolak, merasa khawatir jika nantinya muncul konflik anti etnis apabila pembangunan berlanjut.
“Jika bangunan ini dibiarkan tetep muncul, ngeri ini, nanti akan terjadi konflik anti Cina seperti dulu, umpamanya seperti itu. Trus yang disalahkan siapa? Dinas Tata kota, BPMPT disalahkan, gak mungkin, ini gak mungkin. Maka saya kira ini skala prioritas” kata Edi.
Untuk itu, Edi menghimbau pada Pemkot untuk memperhatikan aspirasi masyarakat pada ring satu. Dirinya sudah mewanti-wanti jika terjadi hal yang tak diinginkan itu sudah di luar tanggungjawab LUIS.
“Saya minta sekali lagi, ini jangan diabaikan, jangan coba-coba pemerintah mengabaikan daripada aspirasi masyarakat tersebut” ujarnya.
Edi yakin bila investor RS Siloam adalah milik Bankir James Riady yang tidak lain adalah etnis Tionghoa. “Banyak sekali Hotel, Mall segala macemnya di Solo ini kita tidak pernah bahas. Tapi ini khusus ini, James Riady ini tokoh internasional, duit dia ngalir di Amerika sana, lha kalau ini dibiarkan, maka saya dari LUIS dah ndak mau beri masukkan lagi. Terakhir ini tolong diperhatikan” pungkasnya.
Sementara banyak orang tahu Bahkan kedekatan James Riyady dengan pejabat Amerika tidak diragukan lagi. Dan yang paling mencengangkan adanya proyek Mega-Kristenisasi James Riady yang ingin menjadikan Indonesia negeri Kristen. [SY]