DAVAO CITY, (Panjimas.com) – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menginginkan adanya “konvergensi” (titik temu) dari semua lini kepentingan Bangsamoro dan para pemangku kepentingan lainnya dalam persiapan untuk penyusunan aturan hukum yang memungkinkan pembentukan sebuah pemerintahan otonom, demikian pernyataan Penasihat Presiden Filipina bidang Perdamaian, Jesus Dureza mengatakan hari Selasa (09/07), dilansir oleh Philippine Daily Inquirer.
Dureza mengatakan sejalan dengan intruksi Duterte, ia telah bertemu dengan kelompo-kelompok yang mewakili berbagai macam faksi di Filipina, termasuk Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) dan juga, Front Pembebasan Islam Moro (MILF).
“Pertemuan hari Selasa (09/07) dengan MNLF (Front Pembebasan Nasional Moro) dipimpin oleh Muslimin Sema. Saya [Dureza] telah bertemu dengan Hadji Murad Ibrahim dari MILF (Front Pembebasan Islam Moro) dua minggu lalu di Darapanan,” imbuhnya.
Dureza juga mengatakan bahwa orang-orang yang telah bertemu dengannya telah menekankan niat mereka menuju konvergensi (titik temu), dan menyelaraskan kepentingan serta tujuan mereka.
Muslimin Sema, sebagaimana diketahui, mengepalai salah satu faksi MNLF, sementara dua kelompok lainnya dipimpin oleh Nur Misuari dan Abul Khayr Alonto.
Dureza mengatakan ia belum bertemu dengan Nur Misuari, yang saat ini tetap bersembunyi karena beberapa perintah untuk penangkapan dirinya. [IZ]