ALLAHABAD, (Panjimas.com) – Sebuah sekolah swasta Muslim di Distrik Allahabad di India menolak untuk mengizinkan nyayian lagu kebangsaan oleh siswa dan para anggota staf-nya pada Hari Kemerdekaan India, Sekolah Swasta Muslim itu menyatakan bahwa ada sejumlah kata-kata dalam lagu kebangsaan India yang melanggar ajaran aqidah Islam, mengutip laporan Ahmedabad Mirror News.
Perintah larangan itu dikeluarkan oleh Mohammad Zia-ul Haq, Manajer Sekolah MA Convent di wilayah Sadiabad kota Allahabad. Sekolah swasta ini terletak di wilayah padat yang didominasi penduduk Muslim, sekolah ini dilaporkan memiliki total 330 siswa.
Menurut laporan Indian Express, Lagu Kebangsaan India, Vande Mataram atau Saraswati Vandana biasa dinyanyikan saat perayaan Hari Kemerdekaan India, manajemen sekolah menyatakan ada frasa dalam lagu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Memprotes keputusan manajemen sekolah ini, kepala sekolah dan tujuh guru lainnya mengundurkan diri pada hari Jumat (05/07).
Ketika dihubungi, Mohammad Zia-ul Haq, manajer MA Convent School di wilayah Sadiyabad Distrik Allahabad, mengatakan keputusan itu diambil menyusul keberatan dari beberapa orang tua Muslim.
Zia-ul Haq, Manajer sekolah, mengatakan kepada para guru bahwa menyanyikan lagu kebangsaan tidak diperbolehkan karena adanya frasa ‘Bharat Bhagya Vidhata’ di stanza pertama lagu kebangsaan yang itu bertentangan dengan ajaran Islam, demikian menurut guru yang mengundurkan diri dari sekolah, dua hari lalu .
“Lagu kebangsaan memiliki frasa, ‘Bharat Bhagya vidhata’, yang itu bertentangan dengan Islam karena Allah adalah Vidhata Bhagya bagi kami [Muslim]. Bagaimana kami dapat mengatakan Bharat telah menentukan dan berkuasa atas nasib kami!, ” kata Zia-ul Haq.
“Dalam lagu kebangsaan, negara telah digambarkan lebih besar dan lebih penting daripada mazhab (agama) dan khuda (dewa), dan hal ini tidak dapat diterima oleh setiap Muslim sejati,” kata Haq.
“Bahkan Mahkamah Agung telah mengatakan bahwa Anda tidak bisa memaksa siapa pun untuk melakukan apa pun yang bertentangan dengan agama mereka,” imbuhnya.
Haq mengatakan ini bukan pertama kalinya bahwa sekolah kami melarang nyayian lagu kebangsaan, Vande Mataram dan Saraswati Vandana. Dia mengatakan keputusan ini telah menjadi kebijakan lama sejak sekolah ini didirikan.
“Lagu kebangsaan tidak pernah dinyanyikan di sekolah kami, dan itu tidak bisa dibiarkan karena lagu kebangsaan itu tidak Islami. Saya [Zia-ul Haq] menjalankan sekolah dan harus mematuhi para orang tua [Muslim],” katanya.
“Para guru yang mengundurkan diri juga memiliki beberapa masalah lain dengan manajemen sekolah,” ujar Haq.
Manajer sekolah Zia-ul Haq, mengatakan bahwa jika mereka [para Guru dan Kepala Sekolah] tidak sepakat dengan “kebijakan” sekolah ini, mereka bisa pergi
“Sebagian besar dari kami belum bekerja di sini untuk waktu yang sangat lama. Kami terkejut karena manajemen sekolah tidak pernah mengizinkan nyanyian lagu kebangsaan dalam 12 tahun terakhir.”, ujar seorang guru yang mengundurkan diri.
Namun, Kepala Sekolah MA Covent yang baru saja mengundurkan diri itu, mengklaim bahwa “Sekolah ini memiliki 200 siswa Hindu sedangkan sisanya 130 adalah Muslim. Bagaimana dia bisa melarang lagu kebangsaan dan Vande Mataram dengan mengutip alasan agama, protesnya. Saya meninggalkan sekolah segera setelah saya mendengar tentang hal ini. Tujuh guru lebih juga mundur, ini tidak dapat diterima sama sekali,” kata kepala sekolah, yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia dilaporkan baru saja bergabung ke sekolah itu setahun lalu, mengutip Indian Express.
Kepala sekolah mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap manajer sekolah Zia-ul Haq.
Sementara itu, Hakim Distrik Allahabad, Sanjay Kumar mengatakan sekolah MA Covent, yang sampai Kelas VIII, tidak diakui. “Saya [Sanjay Kumar] akan mengambil tindakan tegas terhadap manajemen sekolah. Kami akan memberi mereka kesempatan untuk didengar. Saya bertemu manajer di malam hari dan akan menentukan tindakan berikutnya, ” kata Kumar. [IZ]