PASURUAN, (Panjimas.com) – Umat Islam dan warga Nahdliyin berkabung. Salah satu Rois Syuriah PBNU KH Mas Subadar wafat.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhotul Ulum, Besuk, Kejayan, Kabupaten Pasuruan menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 19.41 Wib, Sabtu (30/7/2016) malam. Demikian dilansir detik.
Kiai kharismatik yang sangat disegani di kalangan ulama khos Nahdlatul Ulama ini wafat di kediamannya di Desa Besuk, Kecamatan Kejayan setelah sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Darmo, Surabaya. Kiai Subadar meninggal dalam usia 74 tahun.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Kiai Subadar dan meminta agar umat Islam khususnya Nahdliyyin di masing-masing cabang dan wilayah sang kiai. Jenazah akan dimakamkan hari ini, Ahad (31/7/2016).
Dilansir okezone, KH Mas Subadar, dikenal sering mengemban tugas-tugas khusus di organisasi. Di forum kiai, KH Mas Subadar sering ditunjuk sebagai juru bicara. Sikapnya yang teguh dan senantiasa berpegang teguh pada koridor kajian fiqh klasik itulah yang menyebabkan sering dilibatkan dalam bahstul masa’il yang diselenggarakan NU.
Tutur katanya juga halus, argumentatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan bahasa masyarakat yang dihadapi. Ini membuat masyarakat di kawasan Tapal Kuda, Jawa Timur sering mendatangi pengajian yang diisinya. Mereka tertegun menyimak ceramah dan orasinya.
KH Mas Subadar lahir pada 1942 di desa Besuk, Kejayan, Pasuruan dari pasangan KH Subadar dan Hj. Maimunah. Pada usia 3 bulan, ia yatim karena ditinggal wafat sang ayahanda, KH Subadar. Sehingga ia banyak belajar mandiri dengan diasuh oleh ibundanya yakni Hj. Maimunah. [RN]