SOLO,(Panjimas.com) – Noor Huda Ismail membuat film kontroversi yang berjudul “Jihad Selfie” memutar filmnya sekaligus berdiskusi di Balai Muhammadiyah Solo, Jalan Teuku Umar 5, Keprabon, Solo, Jum’at (29/7/2016).
Film yang berkisah anak ingusan umur 16 tahunan bernama Akbar Maulana tersebut, sedang bersekolah di SMA Turki, tertarik untuk bergabung bersama temannya yang sudah berada di Suriah untuk berjihad. Pertemuan dengan Noor Huda ismail yang katanya sedang wisata ke Turki, tanpa sengaja bertemu Akbar menginspirasi pembuatan film tersebut.
Sementara beberapa frame di dalam film tersebut terselib acara Parade Tauhid yang pernah digelar di Solo, mendapat kritikan tajam oleh salah satu anggota DPRD SOlo, M Amin salah satu penonton.
“Saya merasa terusik, kenapa Parade Tauhid muncul disitu? Seakan kader jihadis selaras dengan ISIS, padahal tidak ada hubungannya dengan itu. Saya ikut aksi itu sejak start, sehingga di frame itu saya tidak sepakat dan saya merasa sebagai wong Solo itu mengaburkan” kata M Amin.
Menanggapi hal itu, Noor Huda Ismail menyanggah bahwa filmnya tidak menggambarkan Solo sebagai pusat radikalisme namun sebagai pergerakan Islam yang dinamis.
“Saya sama sekali tidak ingin menggambarkan Solo sebagai pusat radikalisme, saya ingin mengatakan aktifitas Islamnya sangat dinamis. Saya tidak mengatakan itu sebagai teroris, bukan” sanggah Noor Huda Ismail.
M Amin merasa kurang puas atas jawaban Noor Huda Ismail, menurutnya di dalam film tersebut tersirat adanya korelasi aksi Parade Tauhid, jihad dan ISIS. Hal ini akan mengaburkan pandangan orang lain atas penilaian negatif terhadap kegiatan Parade Tauhid tersebut. [SY]