KABUL, (Panjimas.com) – Pemerintah Afghanistan menyatakan hari berkabung nasional pada hari Ahad, (24/07/2016), sehari setelah 81 orang tewas dalam dua serangan bom jibaku yang diklaim oleh milisi pro-Islamic State (IS), dilansir oleh AA.
Lebih dari 200 orang mengalami luka-luka akibat serangan di ibukota Kabul itu, menurut Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, para warga Kabul kemudian berbaris di luar Rumah Sakit untuk menyumbangkan darah mereka kepada para korban.
Ledakan bom itu menghantam sebuah kerumunan ribuan demonstran Syiah di Kabul, sebagian besar para demonstran berasal dari kelompok minoritas Syiah Hazara, yang menuntut pemerintah Afghanistan untuk mengatur kembali rute jalur pasokan listrik sehingga bisa menguntungkan mereka [kelompok Syiah Hazara] yang tinggal di Afghanistan bagian tengah.
Taliban segera membantah keterlibatan apapun terhadap serangan itu akan tetapi kelompok yang setia kepada Islamic State (IS), mengaku telah bertanggung jawab, mereka menekankan bahwa serangan itu telah menargetkan kelompok Syiah Hazara.
Meskipun kelompok tersebut memiliki beberapa kontrol di bagian provinsi-provinsi timur Afghanistan, mereka sebelumnya tidak melakukan serangan besar di ibukota Kabul.
Alexey Yusupov, Direktur LSM Jerman Friedrich Ebert Stiftung untuk Wilayah Afghanistan mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa jika klaim Islamic State (IS) itu benar, maka situasi ini dapat memperburuk ketegangan sektarian di negara itu, yang menurutnya akan menjadi “hal yang sangat buruk bagi Afghanistan.”
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani juga mengklaim para penyerang “berpikir bahwa mereka dapat memisahkan kita”, katanya setelah ia mengadakan pertemuan keamanan tingkat tinggi yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat Hazara. [IZ]