KLATEN,(Panjimas.com) – Perburuan Densus 88 yang menyasar ke wilayah desa Jetis, Gedong Jetis, Tulung, Klaten membuat miris keluarga Winarno. Pasalnya Winarno juragan ayam petelur tersebut dibawa Densus 88 beserta istrinya di kandang peternakan ayam, padahal mereka memiliki empat anak yang masih kecil, Sabtu (23/7/2016).
Suwandi ayah Winarno mengatakan pada Panjimas, Ahad (24/7/2016) bahwa anaknya sama sekali tidak mengetahui jika pekerjanya yang bernama Bayu adalah Nur Rohman pelaku peledakan Polresta Solo pada akhir bulan Ramadhan.
“Kulo nggih mboten ngertos, jenenge butuh karyawan, trus ono sing pengin kerjo lak nggih gatuk to niku. Pas poso pamitan kalih Win sanjange badhe teng Kalimantan, tahu-tahu bledos niku, wong jenenge yo bedo, neng kandang jenenge Bayu. (Saya ya tidak tahu, namanya butuh tenaga, lalu ada yang ingin kerja kan sudah cocok kan. Saat puasa pamit sama Winarno mau ke Kalimantan, tahu-tahu peledakan itu, namanya juga beda, disini namanya Bayu)” ucap Suwandi.
Sementara itu, Mamo adik Winarno menungkapkan kekecewaannya pada pihak Densus 88 yang tidak memberikan surat apapun bagi keluarganya. Keberadaan Winarno saat ini pun tidak diketahui pihak keluarga, padahal Mamo sudah mencari ke Polres Klaten maupun Solo.
“Kemarin saya ke Polres Klaten, katanya sana itu Densus cuma minta Polres Klaten backup personil saja. Orangnya sudah diambili katanya pergi ke Solo, tadi malam saya tanya Solo katanya juga tidak ada” kata Mamo.
Bahkan Mamo merasa kasihan dengan nasib keempat keponakannya, karena istri Winarno ikut diciduk Densus 88 saat berada di kandang peternakan ayam miliknya.
“Anaknya yang masih disusui itu nangis terus, anaknya kasihan itu, harusnya kalau dibawa ya mas Win saja. Dan sekarang anaknya dititip-titipkan, yang satu dititipkan cucian Laundry, yang satu yang masih nyusu itu dititipkan kampung sebelah di pembantunya” kata adik kedua Winarno tersebut.
Lebih lanjut Mamo akan melakukan pencarian keberadaan kakaknya, juga sepeda motor yang dipakai Winarno pun masih belum ditemukan Mamo.
“Saya nanti sore mau ke Semarang, kan kantornya Densus itu disana to. Saya mau tahu kabarnya yang jelas, o disana gitu lho. Awalnya ngambil kan harusnya kan RT ditinggali surat, saya ngambil wargamu yang ini mau tak tanyai ikut kasus teroris endak gitu lho. Ini kok endak ninggali surat atau apa gitu, seolah-olah ngambil warga itu seenaknya” keluhnya. [SY]