MUNICH, (Panjimas.com) – Pihak berwenang Jerman telah mengumumkan bahwa pelaku insiden penembakan di pusat perbelanjaan Olympia kota Munich pada Jumat malam (22/07/2016) adalah seorang pria bersenjata berusia 18 tahun berkewarganegaraan Jerman-Iran, Ia menewaskan sedikitnya sembilan orang dalam serangan ketiga yang tercatat terhadap warga sipil di Eropa Barat dalam delapan hari terakhir, dilansir oleh Reuters.
Pihak berwenang Jerman berusaha untuk mengumpulkan fakta-fakta terkait serangan itu yang mana hingga saat ini mereka telah menemukan bahwa tidak ada bukti langsung terkait motif serangan itu dengan kelompok Islamis, demikian pernyataan Kepolisian Munich.
Kepolisian Munich juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan konferensi pers pada pukul 09.30 GMT (17:30 WIB).
Kanselir Angela Merkel akan bertemu dengan Kepala Stafnya, Peter Altmaier, Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere dan pejabat-pejabat intelijen pada hari Sabtu (23/07) untuk meninjau insiden tersebut. Merkel akan segera membuat pernyataan kepada publik pada 12.30 GMT (20.30 WIB), kata juru bicara kantor Kanselir Jerman.
Pelaku penyerangan di kota Munich itu, diidentifikasi oleh kepala Kepolisian Munich Hubertus Andrae sebagai warga dengan kewarganegaraan ganda (Jerman-Iran), kemudian ia ditemukan tewas akibat luka tembak yang diduga ia tembakkan sendiri.
Pihak berwenang mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah insiden itu adalah serangan teroris tapi pelaku penembak itu diyakini telah melakukan serangan secara sendiri (individu), ia melepaskan tembakan di dekat sebuah restoran makanan cepat saji sebelum pindah ke mall.
Selain menentukan motif penyerangan, Kepolisian Munich akan berupaya terus mencari tahu bagaimana seorang pria 18 tahun mendapatkan akses terhadap senjata api yang kemudian digunakan dalam serangan di sebuah negara [Jerman] yang memiliki gun control system [Sistem pengontrolan senjata] “yang paling ketat di Eropa” menurut Perpustakaan Kongres AS.
Polisi Komando, yang dipersenjatai lengkap dengan alat penglihatan malam dan anjing pelacak, menggerebek sebuah apartemen di kawasan Maxvorstadt kpta Munich hari Sabtu dini hari (23/07) mengutip surat kabar Jerman Bild yang mengatakan bahwa pria bersenjata itu tinggal bersama orang tuanya.
“Saya terkejut, apa yang terjadi dengan anak itu? Hanya Tuhan yang tahu apa yang terjadi,” kata Telfije Dalpi, seorang tetangga keluarganya, warga asal Macedonia berusia 40 tahun mengatakan kepada Reuters. “Saya tidak tahu apa yang terjadi -.. Tapi ia adalah seorang manusia yang baik, saya tidak tahu apakah dia melakukan sesuatu yang buruk di tempat lain”
Berdasarkan pantauan media-media, tampak kehadiran petugas polisi secara besar-besara di jalanan, yang terletak di sebelah utara kota tua Munich.
Korban Asal Kosovo
Kepala Polisi Munich, Hubertus Andrae mengatakan bahwa pihak berwenang tidak melihat hubungan serangan ini dengan sebuah serangan lain di dalam kereta di wilayah selatan Jerman Senin lalu (18/07) di mana pemuda 17 tahun pencari suaka dengan menggunakan kapak melukai lima orang, 4 diantaranya adalah wisatawan Hongkong dalam sebuah insiden yang diklaim oleh kelompok Islamic State (IS).
Andrae mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah penembakan Jumat (22/07) adalah serangan teroris, seperti yang dikatakan Presiden Prancis Francois Hollande, atau malah buah karya orang gila.
Kepolisian mengatakan mereka sedang menyelidiki rekaman video di mana seorang pria bersenjata yang terdengar sedang meneriakkanan kalimat, “Aku adalah orang Jerman” dan ia bertukar penghinaan rasial dan kata-kata kotor dengan pria lain. “Kami berusaha untuk menentukan siapa dalam video itu dan mengatakan apa,” kata seorang juru bicara polisi.
Para pejabat intelijen AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan laporan awal dari rekan-rekan Jerman menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata antara pelaku penembakan Munich dengan kelompok Islamic State (IS) atau kelompok militan lainnya.
Serangan Munich itu adalah serangan utama ketiga dari kekerasan terhadap warga sipil di Eropa Barat dalam delapan hari terakhir. Serangan sebelumnya terjadi di kota Nice Perancis dan Jerman bagian selatan telah diklaim oleh Islamic State (IS)
Setidaknya 16 orang, termasuk beberapa anak, berada di rumah sakit dan tiga diantaranya berada dalam kondisi kritis, kata Kepala Polisi Munich, Hubertus Andrae.
Media Kosovo melaporkan bahwa tiga korban penembakan adalah warga Jerman asal Kosovo. Naim Zabergja, ayah dari salah satu korban menulis di halaman Facebook-nya: “Dengan sangat sedih saya ingin memberitahu Anda bahwa anak saya Dijamant Zabergja, 21 tahun, tewas kemarin di Munich.”
Korban kedua asal Kosovo disebutkan oleh kakaknya melalui akun Facebook-nya bernama Armela Segashi, yang mengatakan bahwa ia meninggal bersama dengan korban ketiga, Sabina Sulaj.
Insiden Jumat (22/07) mengakibatkan lalu lintas kota sepi, dimana otoritas memblokir jalan raya, menutup stasiun kereta api, dan menghentikan layanan transportasi umum.
Festival bir ini akan berakhir sampai hari Minggu (24/07) tetapi kerumunan dalam festival segera dievakuasi tak lama setelah serangan penembakan terjadi di mall Olympia.
Elena Hakes, mengenakan pakaian tradisional biru, bersama dengan seorang temanya di Odeonsplatz Square.
“Kami mendengar apa yang telah terjadi dan memutuskan untuk pergi, tampaknya saat ini tidak tepat bagi kami untuk melanjutkan pesta.”
“Sebagian besar kerumunan orang tampak sangat tenang. Hanya ada beberapa orang yang berlarian ke arah kami yang berteriak dan panik. Tapi sebagian besar dari kerumunann secara mengejutkan tetap dalam kondisi tenang.”
Stasiun kereta api utama di Munich telah dievakuasi. Stasiun televisi BR mengatakan petugas polisi telah menutup banyak jalan-jalan raya di utara Munich dan warga diberitahu untuk menjauhi jalanan.
Menteri Kehakiman Jerman, Heiko Maas mengatakan kepada surat kabar Bild edisi Jumat sebelum serangan mall Olypmia terjadi bahwa “tidak ada alasan bagi warga Jerman untuk panik tapi jelas bahwa Jerman tetap menjadi target serangan terorr”.
Insiden di Jerman ini mengikuti serangan di kota Nice, Prancis, pada 14 Juli pekan lalu di mana seorang pria Tunisia melaju dengan truk dan menabrak kerumunan orang saat perayaaan Hari Bastille, hingga menewaskan 84 jiwa.[IZ]