ISTANBUL, (Panjimas.com) – Dua pilot pesawat tempur Turki yang berperan dalam jatuhnya pesawat tempur Sukhoi Rusia pada bulan November tahun lalu saat ini dilaporkan berada dalam tahanan, kedua pilot tersebut terlibat dalam aksi kudeta militer yang gagal pada Jumat malam (15/07) di Istanbul dan Ibukota Ankara, demikian menurut penuturan seorang pejabat Turki pada hari Senin (18/07/2016), mengutip laporan Al Arabiya.
Sebagaimana diketahui, penembakan jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Suriah-Turki November tahun lalu telah memicu krisis diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Turki dan Rusia. Krisi diplomatik ini tampak berakhir bulan lalu ketika kedua negara sepakat untuk memulihkan hubungan.
“Dua pilot yang menjadi bagian dalam operasi penembakan Su-24 Rusia November 2015 berada dalam tahanan,” kata seorang pejabat Turki kepdaa wartawan, pejabat itu juga menambahkan bahwa mereka ditahan atas keterkaitannya dengan kudeta.
Meskipun telah terjadi kesepakatan bulan Juni lalu untuk melanjutkan kerjasama bilateral antara kedua negara, hubungan antara Kremlin dan Erdogan tetaplah tegang selama krisis Suriah dan pasca insiden penembakan jet tempur Rusia oleh militer Turki pada bulan November tahun lalu.
Erdogan telah meminta maaf kepada Putin pada bulan Juni lalu atas jatuhnya pesawat tempur Rusia di perbatasan Turki-Suriah. Kremlin telah merespon kejadian tersebut dengan memberlakukan pembatasan perdagangan dengan Turki.
Kremlin mengatakan pada hari Ahad, (17/07) bahwa Putin telah menghubungi Presiden Erdogan setelah upaya kudeta militer Jumat malam di Turki dimana sekelompok tentara pemberontak menggunakan tank-tank, helikopter dan jet tempur untuk menyerang kantor Parlemen dan markas intelijen di ibukota Ankara, faksi pemberontak militer juga merebut jembatan-jembatan strategis, mengambil alih kantor berita dan bandara di Istanbul dalam upaya penggulingan pemerintahan Erdogan.
Pernyataan jubir Kremlin itu juga menyebutkan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan kepada Erdogan bahwa Rusia mengutuk tindakan anti-konstitusional dan aksi kekerasan yang tidak dapat diterima dan pihaknya juga berharap untuk pemulihan segera ketertiban dan stabilitas di Turki, mengutip laporan Reuters
Menurut laporan RIA News Agency, Putin dan Erdogan dijadwalkan bertemu pada bulan Agustus mendatang, ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov
Putin telah menghubungi Presiden Turki dan mengatakan bahwa dirinya berharap wisatawan-wisatawan Rusia akan dilindungi di Turki setelah upaya kudeta militer yang gagal pada Jumat malam (15/07), jelas Peskov, juru bicara Kremlin dalam sebuah pernyataan, hari Minggu (17/07).
Hingga kini total korban tewas akibat kudeta mencapai 290 jiwa, sementara 1.440 menderita luka-luka
Lebih dari 8.000 pejabat negara telah ditangguhkan sementara wewenangnya sampai proses penyelidikan, demikian menurut Menteri Dalam Negeri Turki, hari Senin (18/07), mengutip laporan Anadolu.
Total 8.777 personil pemerintahan ditangguhkan sementara dari wewenangnya, termasuk 30 Gubernur, 54 Inspektor sipil, 16 penasehat hukum, kata Mendagri Turki.
Selain itu lebih dari 6.000 personil baik dari unsur militer maupun hakim telah ditahan karena terkait dengan upata kudeta jumat malam (15/07).[IZ]