SOLO,(Panjimas.com) – Muallaf Center Soloraya (MCS) kembali mengawali kajian rutin Sabtu ke 3 di masjid Istiqlal, Sumber Krajan, Banjarsari, Solo. MCS mengundang Ustad Abu Fatiah Al Adnani pada kesempatan tersebut, Sabtu (16/7/2016).
Ustadz Abu Fatiah dalam kajian tersebut menceritakan kisah fiksi sebagai ilustrasi yang mudah untuk dipahami jama’ah. Beliau mengambil kisah Raja yang memiliki istri 4 yang sangat dicintai, namun hanya satu yang akan menemani sampai di akhirat.
“Istri Raja yang pertama sudah sangat tua, istri yang kedua cantik, mulus dan energik, istri yang ketiga cantik, pinter, cerdas, sedang istri yang keempat cantik, kaya raya, menggiurkan. Singkat cerita Raja sudah merasa mendekati ajal kematiannya, dia berpikir jika tinggal dialam kubur dia ingin ada yang menemani dari istri-istrinya bahkan sampai diakhirat” ucapnya.
Kemudian Ustad Abu Fatiah melanjutkan bahwa Raja meminta pada istri keempat untuk menemani kematiannya, namun meski istri keempat juga cinta pada raja tapi dirinya menolak untuk diajak ikut ke alam kubur. Lebih lanjut ustadz Abu Fatiah mengatakan sang Raja menemui istri ketiga hal sama pun dikatakan istri ketiga, dirinya hanya sanggup mengantar ke kuburan jika sang Raja meninggal.
“Sang Raja pun seakan putus asa ketika menemui istri yang kedua, segala bujuk rayuan sudah tidak mempan. Maka yang terakhir dia temui istri pertamanya yang sudah keriput, kurus, dia ceritakan kegalauannya. Istri pertama melihat sang Raja, mas, aku cinta kamu jangankan dialam kubur sampai akhirat pun akan aku temani.” Ujarnya.
Ustadz Abu Fatiah menambahkan jika Sang Raja merasa sedih, dia merasa bersalah selama ini menelantarkan istri pertamanya. Dia pandang tubuhnya kurus kering, mukanya mulai keriput seakan usianya lebih tua darinya, tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
“Usiamu seharusnya tidak sesuai dengan kondisimu, aku selama ini tidak memperdulikanmu, aku sibuk dengan istri kedua, ketiga dan keempatku. Aku tak menyangka ternyata kau satu-satunya istri yang mau menemaniku hingga ke alam kubur. Aku menyesal harusnya kamu tidak sejelek ini, harusnya kamu aku rawat sebaik-baiknya” tambahnya.
Ustadz Abu Fatiah kemudian menjelaskan makna cerita fiksi tersebut, bahwa setiap orang, setiap laki-laki sudah memiliki empat istri. Istri keempat yakni harta benda yang dimiliki didunia, sedang istri ketiga adalah anak, istri, saudara, kerabat.
“Bapak ibu jama’ah rokhimatullah tentu ini kisah fiksi, kita tentunya sangat cinta dengan istri keempat, harta kita, rumah kita, mobil kita, begitu perhatian. Namun istri keempat kita menjadi rebutan anak-anak kita, bahkan bisa menjadi landang peperangan buat anak kita kalau tidak paham agama. Istri ketiga kita anak, istri jika mereka ngambek kita bingung, dan kita sensitif. Anak minta sepatu segera kita belikan, nah begitu” jelasnya.
Sementara Ustadz Abu Fatiah mengatakan istri ketiga hanya akan mengantarkan sampai ke kubur, sedang istri kedua merupakan jasad atau tubuh. Yang semasa hidup dirawat, diberi makan yang enak dan diperhatikan.
“Istri ketiga tubuh kita, kita bersyukur pak, bukan artis yang menghabiskan ratusan ribu untuk perawatan tubuh. Bahkan artis itu bisa ratusan juta, nah kita biasa-biasa saja karena wajah kita tidak masuk nominasi. Nah tubuh kita ikut masuk ke alam kubur namun hari kedua mulai membiru, hari kelima hidung mulai masuk belatung, perut menggelembung satu bulan tinggal tulang belulang, ya” tandasnya.
Namun menurut Ustadz Abu Fatiah istri pertama adalah iman, amal sholeh yang dilakukan setiap hari. Dirinya berujar jika istri pertama sakit tidak diobati, lapar tidak disuapi, haus tidak di beri minum. Istri pertama itulah yang akan menemani hingga di akhirat.
“Hari ini yang sudah baca istigfar 100 kali? Yang baca Qur’an 1 juz? Nah ini istri pertama kita pak. Bahkan sholat sudah terdengar adzan syetan pun bilang ach baru adzan, ach baru satu roka’at, akhirnya datang sholat sendirian. Jadi bapak ibu sekalian apa kita sayang denga istri pertama kita?” pungkasnya.
Ustad Abu fatiah mengharapkan untuk memperhatikan amal sholeh, agar ketika berkumpul di alam barzah bertemu dengan orang yang cantik, putih, bersih, harum, senyum, ramah sebagai balasan perbuatan didunia. [SY]