JAKARTA (Panjimas.com) – Para orangtua yang khawatir anaknya mendapat vaksin palsu mulai naik pitam setelah lama menunggu untuk mendapat informasi namun tak juga menerima kepastian dari pengelola Rumah Sakit Harapan Bunda di Jakarta Timur, Jumat pagi.
Mereka marah, berteriak-teriak, karena tak juga mendapat kejelasan dari rumah sakit. Sebagian mengancam akan menemui pejabat rumah sakit di lantai empat gedung Rumah Sakit Harapan Bunda namun dihalang-halangi oleh petugas keamanan yang berjaga di sana.
Petugas di ruang pengaduan Rumah Sakit Harapan Bunda menjadi sasaran dari ketidakpuasan orangtua yang sudah menunggu sejak pagi, bahkan ada yang sudah datang ke rumah sakit sejak semalam.
“Tanggung jawab! Tanggung jawab! Itu anak saya. Darah daging saya itu!” kata seorang pria di antara kerumunan orangtua.
Hingga kini mereka belum tahu bagaimana pertanggungjawaban rumah sakit atas kelalaian itu.
“Suami saya menunggu sampai dini hari tadi,” kata Eni Rohmawati (31), yang menyusul suaminya ke rumah sakit karena belum juga mendapat keterangan memuaskan dari pengelola rumah sakit.
Eni melahirkan tiga anaknya di Rumah Sakit Harapan Bunda. Anak bungsunya yang berusia 1,5 tahun mendapat vaksin di rumah sakit itu pada Mei 2016.
“Saya masih menunggu,” katanya.
Rumah sakit menyatakan vaksin pediacel palsu masuk periode Maret-Juni 2016. Pengelola rumah sakit dikabarkan akan memberikan penjelasan kepada para orangtua yang khawatir di ruang radiologi namun sampai sekarang belum ada pejabat rumah sakit yang angkat bicara. [AW/Antara]