MANAMA, (Panjimas.com) – Pemerintah Bahrain telah menangkap dua tersangka atas tuduhan mendalangi serangan bom yang menewaskan seorang wanita Bahrain bulan lalu serta memiliki hubungan kuat dengan pasukan Garda Revolusi Iran.
Dua pria itu dinyatakan telah menerima pelatihan dan dukungan dari Iran, demikian sebuah pernyataan dari kementerian Dalam Negeri Bahrain kepada Al Arabiya English News Channel Selasa malam (12/07/2016).
Pihak berwenang Bahrain juga mengidentifikasi tersangka ketiga dalam ledakan itu tetapi tersangka ketiga itu diketahui telah melarikan diri ke Iran.
“[Tersangka pertama] menerima pelatihan militer untuk pembuatan dan penggunaan senjata dan bahan peledak dari pasukan Garda Revolusi Iran. [Tersangka Kedua] melakukan perjalanan ke Iran dan menerima pelatihan militer untuk perakitan bahan peledak, penanaman bom dan penggunaan senjata (RPG dan Kalashnikov),” demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Bahrain itu.
Ledakan itu terjadi di jalanan ketika seorang wanita lewat dengan mobilnya di desa East Eker, selatan ibukota Manama, pada tangga 30 Juni. Shrapnel dari bom telah menembus kepalan wanita Bahrain itu tang menyebabkan dirinya mengalami kecelakaan mobil karena menabrak penghalang besi di tengah jalan. Tiga dari anak-anaknya yang berada bersamanya di dalam mobil mengalami luka-luka.
Sebuah mobil lain, toko-toko terdekat dan kedua properti milik publik dan swasta yang terletak di dekat insiden serangan bom juga mengalami kerusakan akibat ledakan itu.
Upaya-Upaya Syiah Memicu Kekacauan di Bahrain
Puluhan orang telah diadili dan divonis hukuman penjara yang cukup lama oleh pemerintah Bahrain yang dikuasai Sunni – setelah Negara itu terguncang oleh kerusuhan yang dipicu kelompok Syiah. Sejak itu pemberontakan sebulan yang dipimpin Syiah ditumpas, kelompok syiah menuntut reformasi Bahrain lima tahun yang lalu.
Terdakwa pertama ditangkap di desa Sitra, mayoritas penduduk Syiah, dimana polisi menemukan “senjata api dan bahan peledak” di apartemennya, kata Jaksa Ahmed al-Hammadi.
Dia mengatakan pria itu berencana untuk menggunakan senjata api untuk melaksanakan aksi terorisme 2 terdakwa lainnya dipenjara karena keterlibatan mereka dalam kasus yang sama.
Bahrain bulan Maret lalu juga memenjarakan 3 orang dengan hukuman seumur hidup dan terdakwa lainnya dihukum untuk 15 tahun karena menyerang bus selama aksi demonstrasi protes di sebuah desa Syiah 2 tahun lalu.
Bulan November tahun lalu, mengutip Reuters dilaporkan bahwa 5 warga Bahrain dihukum karena bersekongkol (konspirasi) dengan Iran untuk melakukan serangan di dalam Negeri Bahrain. Mereka dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan dilucuti status kewarganegaraannya,dikutip dari pernyataan Jaksa Penuntut Umum Bahrain sebagaimana dirilis oleh Kantor berita nasional Bahrain, Bahrain News Agency.
Bahrain yang merupakan Kerajaan Muslim Sunni mengatakan bahwa Negara tetangganya Syiah Iran sedang mencoba untuk memicu serta menggerakkan kerusuhan diantara penduduknya yang mayoritas Syiah, sementara Teheran membantah pernyataan ini.
Awal November tahun lalu, Kementerian Dalam Negeri Bahrain juga mengatakan telah menangkap 47 anggota kelompok tersebut, selain itu mengatakan bahwa Mereka memiliki hubungan dengan “elemen terror di Iran” dan juga sedang mrencanakan serangan.
Pernyataan itu mengatakan 5 orang terdakwa itu terbukti berkomunikasi dengan anggota Pasukan Garda Revolusi Iran dengan tujuan melakukan serangan pada bank dan gedung-gedung publik.
2 dar 5 warga Bahrain itu telah dilatih di Iran oleh Pasukan Garda Revolusi [IRGC], sementara yan lainnya memberikan bantuan keuangan dan logistik, kata al-Hammadi.
Bulan Oktober lalu Bahrain juga memanggil pulang Duta Besarny untu Iran,sehari setelah pasukan keamanan Bahrain menemukan sebuah pabrik besar pembuatan bom dan telah menangkap sejumlah tersangka yang juga terkait dengan Pasukan Garda Revolusi Iran
Negara yang merupakan tempat Pangkalan dari Armada Marinir ke-5 ASb[US .Navy’s Fifth Fleet] itu , pernah menghadapi demonstrasi massa Syiah saat gelombang Arab Spring tahun 2011, yang menuntut reformasi politik
Bahrain merupakan Negara kecil namun letaknya sangat strategis, yang terhubung dengan pembangkit tenaga listrik daerah Sunni Arab Saudi oleh sebuah jalur penyeberangan, Bahrain terletak di seberang Negara Syiah Iran.
Meskipun tindakan keras pada pemberontakan tahun 2011, para pengunjuk rasa terus melakukan aksi bentrokan dengan Kepolisian Bahrain terutama di desa-desa Syiah di luar ibukota Manama. [IZ]