SOLO, (Panjimas.com) – Kabar miring yang di hembuskan media Meinstream tentang kericuhan di Lapas Pamekasan lantaran Nu’im Ba’asyir tak diberi bilik asmara, dibantah Abdurrahim Ba’asyir. Putra Abu Bakar Ba’asyir tersebut menilai kejadian tersebut dipicu lantaran ruang bagi pembesuk napi sangat tidak nyaman, hal ini disampaikan pada Panjimas lewat sambungan telpon genggamnya, Selasa (12/7/2016).
Iim Ba’asyir sapaan karibnya mengatakan bahwa sudah menjadi hal yang biasa di beberapa Lapas, untuk tempat besuk napi dinilai sangat kurang nyaman bagi orang yang faham syari’at Islam.
“Anda lihat sendiri jika di Lapas itu, pembesuk dari napi narkoba, kriminal dan yang lainnya banyak yang merokok bahkan terkadang mereka mengumbar kemesraan di tempat kunjungan tamu. Ini jelas sangat tidak nyaman bagi kita yang faham dengan syari’at” kata pengasuh Ponpes Al Mukmin itu.
Adanya mental korupsi sebagian petugas Lapas pun, menurut Iim Ba’asyir sangat mempengaruhi perlakuan terhadap napi binaan Lapas Pamekasan. Sempat dirinya menghubungi isti Nu’im tentang perihal tersebut dan hasilnya tidak benar jika Nu’im meminta bilik asmara.
“Sudah kita hubungi istrinya Nu’im dan yang betul adalah perlakuan diskriminatif, napi aktivis Islam tersebut meminta tempat agar tidak terjadi ikhtilath (bercampur) antara laki dan perempuan. Nampaknya media Meinstream bersemangat untuk memberitakan sepihak, karena Nu’im kan masih keluarga Ustad Ba’asyir. Saya sangat menyayangkan mereka memberitakan seperti itu” ujarnya. [SY]