SOLO,(Panjimas.com) – Kehadiran sekelompok masa yang mengaku masyarakat Soloraya berdemo di bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo. Senin (11/7/2016). Dari Pers Release yang diberikan pada wartawan tidak ditemukan kop surat dan tanda tangan korlap. Hal ini menjadi semakin curiga akan penanggungjawab aksi.
Sebelumnya Panjimas menerima undangan dengan pengerahan masa 1500 orang, namun dari hasil pantauan hanya sekitar 500 an orang yang hadir. Beberapa ormas yang hadir yakni Satgas Majelis Tafsir Al Qur’an (MTA), Pemuda Pancasila (PP), Senkom Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Persatuan Pencak Silak Setia Hati Teratai, Bantuan Serbaguna (Banser), Pramuka Klaten dan Lintas Agama.
Salah satu peserta aksi mengatakan, aksi mereka untuk menyerukan menolak segala bentuk terorisme di Soloraya. Dirinya menyayangkan dengan adanya aksi peledakan di halaman Mapolresta Solo dan berkeyakinan aksi tersebut salah alamat.
Sementara itu orator dari Pemuda Pancasila mengajak pemuda sebagai garda terdepan melindungi bangsa. “Pemuda sebagai garda terdepan melindungi keamanan negara. Pemuda siap menjadi garda terdepan? Siap, Siap jadi benteng negara? Siap. Merdeka! Merdeka! Pancasila, abadi, Pancasila, abadi” teriak orator tersebut.
Aksi orasi ditutup dari Lintas Agama yang mengatakan mendukung dengan adanya revisi Undang-undang anti Terorisme. “Maka kita semua harus mendukung agar pemerintah dan DPR merevisi undang-undang anti terorisme. Setuju teman-teman, hidup Pancasila hidup NKRI, terimakasih” teriaknya.
Kemudian mereka membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk penolakan terorisme yang akan diserahkan bersama-sama kepada Kapolres Solo menuju Mapolresta Solo. Namun entah mengapa pihak panitia aksi berubah sikap yang akhirnya mereka serahkan tanda tangan pada pihak aparat yang mengamankan aksi tersebut. [SY]