MARIB, (Panjimas.com) – Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi, melakukan kunjungan kejutan ke Provinsi Marib wilayah bagian timur Yaman pada hari Ahad (10/07/2016), dan dirinya bersumpah untuk mengalahkan kelompok Syiah Houthi, yang saat ini masih menguasai ibukota Sana’a, dilansir oleh AA.
“Kami akan segera merayakan pembebasan ibukota Sanaa dan provinsi-provinsi lain,” kata Mansour Hadi setibanya di Marib setelah berangkat dari ibukota Arab Saudi Riyadh.
Dia bersumpah untuk mengalahkan Syiah Houthi, yang telah menyerbu Sana’a dan provinsi-provinsi lainnya pada tahun 2014 sehingga memaksa dirinya dan pemerintahannya yang didukung Kerajaan Saudi melarikan diri ke kota Riyadh.
“Orang-orang Persia (Iran) tidak akan memerintah Yaman bahkan jika rakyat Yaman melawan mereka sendirian,” tegas Hadi, menyebut persia mengacu pada rezim Abd Rabbuh Mansour Hadi Syiah Iran. Pemerintah Yaman menuduh rezim Iran telah mendukung kelompok Houthi dengan mendanai dan mempersenjatai mereka.
Tanpa menjelaskan, Hadi mengatakan pemerintahnya saat ini sedang menghadapi tekanan untuk menerima peta jalan [roadmap] yang ditetapkan oleh utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed yang menetapkan pembentukan pemerintah persatuan di Yaman, termasuk dengan Houthi.
Presiden Hadi merespon hal itu dengan mengancam akan memboikot pembicaraan dengan Houthi di Kuwait yang dimediasi pihak PBB, jika utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed masih bersikeras dengan roadmap-nya.
“Kami tidak akan kembali ke meja perundingan di Kuwait jika PBB masih mencoba untuk memaksakan usulan terbaru yang diprakarsai utusan PBB, kata Hadi.
Hadi selama kunjungannya ke Marib didampingi oleh sejumlah pejabat pemerintah, termasuk Wakil Presidennya, Ali Mohsen Al Ahmar.
Tahun lalu, Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi, [terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan] meluncurkan kampanye militer besar-besaran di Yaman yang bertujuan untuk membalikkan keadaan dengan menggempur kekuatan Syiah Houthi dan berupaya memulihkan pemerintahan Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi.
Sejak didukung oleh serangan-seranagn udara koalisi militer yang dipimpin Saudi, pasukan pro-Hadi telah berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah selatan negara itu – termasuk ibukota sementara Aden – tetapi hingga kini masih gagal untuk merebut kembali ibukota Sana’a dan kawasan strategis lainnya.
Pada bulan April tahun ini, pemerintah Yaman dan kubu Syiah Houthi melakukan perundingan yang dimediasi oleh PBB di Kuwait yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik, di mana lebih dari 6.400 orang telah tewas dan 2,5 juta lainnya terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka.
Sampai titik ini, bagaimanapun, proses negosiasi sebagian besar telah gagal menghasilkan terobosan-terobosan yang serius.[IZ]