DHAKA, (Panjimas.com) – Pemerintah Bangladesh telah memutuskan untuk melarang siaran Peace TV di Bangladesh. Peace TV sebagaimana diketahui merupakan saluran televisi Islam yang dikelola oleh Ulama, Kristolog dan Dai terkemuka, Dr. Zakir Naik.
Pemerintah Bangladesh melarang tayangan saluran TV Islam milik Dr. Zakir Naik, dengan dalih bahwa Dr. Zakir Naik dituduh telah menginspirasi aksi serangan teror di ibukota Dhaka baru-baru ini, dilansir oleh bdnews24.
Komite Kabinet bidang Hukum dan Ketertiban mengambil keputusan dalam pertemuan khusus pada hari Ahad (10/07/2016), dimana Menteri Industri, Amir Hossain Amu, menjadi ketua panel, mengatakan kepada wartawan.
Para Menteri Kabinet dan Menteri Negara Bagian dari 12 Kementerian menghadiri pertemuan khusus yang diadakan di kantor Kementerian Dalam Negeri Bangladesh dengan latar belakang pertemuan membahas dua serangan teror besar di Bangladesh bulan ini.
Amir Hossein Amu dilaporkan memimpin pertemuan khusus ini dan menjadi ketua panel.
Menteri Informasi Bangladesh, Hasanul Haq Inu pada hari Sabtu (09/07/2016) telah mengisyaratkan sebelumnya akan melarang saluran TV Islam 24 jam itu.
“Kami menyadari tuduhan-tuduhan terhadap saluran TV ini [Peace TV]. Mereka akan diselidiki,” katan Hasanul Haq Inu kepada bdnews24.
“Proses penyelidikan akan dimulai segera setelah Kementerian aktif buka kembali. Dan Kami akan mengambil sikap dalam masalah ini tanpa penundaan.”, ujar Inu
Dr. Zakir Naik merupakan pendiri dan Presiden organisasi amal yang berbasis di Mumbai Islam Research Foundation (IRF), yang memiliki saluran Peace TV. Untuk diketahui, konten Peace TV tersedia dalam bahasa Inggris, Urdu dan Bangla dan disiarkan dari Dubai.
Penyelidikan awal oleh pemerintah India mengklaim bahwa mereka telah menemukan bahwa pidato Dr, Zakir Naik dianggap provokatif dan tak menyenangkan [menggelisahkan keyakinan bagi non-muslim].
Penjelasan Dr. Naik tentang isu-isu Islam terkait juga telah memulai kontroversi dalam banyak hal, demikian klaim pemerintah India, yang sangat khawatir dengan pergerakan dakwah Islam Dr. Zakir Naik yang begitu massif.
Dai terkemuka yang berusia 50 tahun itu [Dr. Zakir Naik] sebelumnya telah dilarang memasuki wilayah Inggris dan Kanada, selain itu diketahui pula bahwa Peace TV juga dilarang di Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim.
Pelarangan saluran TV milik Dr. Zakir Naik ini hanya dikarenakan atas alasan dan dalih bahwa dua pelaku penyerang di ibukota Dhaka yang menewaskan 20 sandera bertempat di Holey Artisan Bakery dan O ‘Kitchen di Gulshan-2 pada tanggal 1 Juli malam hari lalu dikatakan telah menjadi pengikut Dr. Zakir Naik di media sosial. Seperti diketahui, bahwa media sosial merupakan media milik publik dimana siapapun dapat mengakses dan menjadi pengikut akun tersebut terlepas etnis, ras, dan agama.
Dengan kebijakan pelarangan siaran Peace TV di Bangladesh, beberapa operator kabel di Dhaka mengatakan mereka sedang menunggu arahan pemerintah pada saluran free-to-air.
“Kami ingin menghentikan penayangan saluran ini [Peace TV] di seluruh negeri. Tapi kami belum menerima perintah dari pemerintah,” kata Mir Hossain Akhtar, Kepala Bangladesh Cable Owners Association, mengatakan kepada bdnews24.com.
Saluran tersebut [Peace TV] telah dihentikan di beberapa bagian kota Dhaka, kata SM Anwar Parvez, mantan Kepala Bangladesh Cable Owners Association.
Larangan itu muncul setelah India baru-baru ini mengancam akan mengambil tindakan terhadap operator kabel bahwa Peace TV, yang dilaporkan memiliki sekitar 200 juta pemirsa, telah dilarang di India sejak 2012.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh para Menteri senior dan pejabat tinggi keamanan Bangladesh itu, juga memutuskan untuk memantau khotbah-khotbah yang diberikan selama shalat Jumat untuk memeriksa apakah ada kuliah provokatif yang disampaikan, demikian menurut Amu kepada wartawan, dilansir oleh Times of India.
Pemerintah juga menghimbau para Imam di negara itu untuk memberikan kuliah sejalan dengan ideologi Islam yang sebenarnya dan mencela aksi terorisme dan ekstremisme, kata Menteri Amir Hossein Amu.
Selain Menteri senior, pertemuan itu dihadiri oleh Kepala Kepolisian Bangladesh dan Kepala Batalyon Elit Gerak Cepat (Rapid Action Battalion, RAB), penjaga perbatasan paramiliter dan pejabat atas badan-badan keamanan.
Penyebaran pasukan keamanan tambahan akan dikerahkan di zona pengolahan ekspor.
Menteri Perumahan Bangladesh, Asaduzzaman Khan memiliki kemarin mengatakan bahwa badan intelijen Bangladesh sedang menyelidiki Dr. Zakir Naik.
“Dia ada di dalam scanner keamanan kita … badan intelijen kami sedang menyelidiki kegiatan kuliah dakwahnya yang provokatif,” kata Khan mengatakan kepada PTI.
Khan mengatakan para petugas juga menyelidiki alur transaksi keuangan Dr. Zakir Naik di Bangladesh.
Respon Dr. Zakir Naik Atas Ketegangan di Bangladesh
Menghadapi situasi yang memanas dan ketegangan di Bangladesh dan India, Dr. Zakir Naik pada hari Sabtu (09/07/2016) menyatakan bahwa tidak ada pejabat pemerintah Bangladesh yang telah mengatakan bahwa ia menginspirasi tindakan terorisme.
“Saya berbicara dengan orang-orang pemerintahan Bangladesh. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak percaya saya menginspirasi aksi terorisme di Bangladesh, untuk melakukan tindakan membunuh orang yang tidak bersalah. Itu adalah masalah yang berbeda bahwa dia [pelaku] adalah penggemar saya,” kata Dr. Zakir Naik dalam video yang dirilis di Mumbai.
Seruan PM Bangladesh Untuk Awasi Sekolah dan Universitas
Sementara itu menurut laporan AFP, Langkah-langkah pelarangan Siaran TV Islam ini datang setelah beberapa pelaku serangan Dhaka diduga telah menjadi penggemar saluran televisi milik Dr. Zakir Naik, sementara pelaku serangan lainnya ditemukan berasal dari universitas elite akan tetapi mereka dilaporkan telah hilang selama berbulan-bulan.
Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina pada Ahad pagi menyerukan pada setiap sekolah, perguruan tinggi dan universitas untuk “membuat daftar siswa tidak hadir dan mempublikasikannya”.
Bangladesh telah pulih dari puluhan serangan, terutama yang menargetkan aktivis sekuler atau minoritas agama.
“Kami akan bertindak keras,” kata Perdana Menteri. “Kami harus mencabut militansi dan terorisme dari Bangladesh.” diduga Tiga dari jihadis yang berpartisipasi dalam serangan terhadap sebuah kafe Dhaka pekan lalu, di mana 20 sandera tewas, merupakan pelajat dan mahasiswa dari sekolah dan universitas elite di ibukota Bangladesh.
Bukti bahwa para penyerang merupakan golongan terdidik dan terpelajar dari anggota masyarakat telah memicu kekhawatiran bahwa ekstremisme telah menyebar jauh melampaui anak-anak yang kehilangan haknya di madrasah dan meradikalisasi mereka.
“Pihak berwenang sekolah saat ini harus memberikan informasi pada setiap siswa yang tak hadir tanpa keterangan yang jelas selama 10 hari atau lebih”, ujar Menteri Pendidikan Nurul Islam Nahid.
Sementara itu pelaku mahasiswa lain dari universitas elite baru-baru ini juga terlibat dalam aksi serangan mematikan di Bangladesh Utara pada hari Kamis (07/07/2016) bertepatan dengan perayaan Idul Fitri, yang menewasan sedikitnya 3 orang.
Kepolisian Bangladesh mengatakan kedua serangan itu telah dilakukan oleh kelompok militan lokal yang dilarang peredarannya, meskipun terdapat klaim vokal dari kelompok Islamic State (IS) bahwa mereka bertanggung jawab atas pengepungan di cafe Dhaka.
Pihak berwenang, sementara itu, telah meluncurkan blitz publisitas, dan mendesak para orang tua untuk memonitor anak-anak mereka.
saluran televisi telah menyiarkan foto-foto yang mahasiswa ataupun pelajat yang dilaporkan hilang dan juga mempublikasikan iklan-iklan untuk mencegah ekstremisme.
Asisten Menteri Luar Negeri AS, Nisha Biswal terbang ke Dhaka hari Minggu (10/07/2016) untuk membahas situasi keamanan dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Mahmood Ali.
Asisten Menlu AS itu menawarkan pemerintah Bangladesh keahlian dalam membangun kemampuan operasi kontraterorisme, demikian pernyataan perwakilan Kedutaan Amerika Serikat di Dhaka dalam sebuah pernyataan.
“Kami akan melanjutkan bantuan kami dalam memerangi ancaman terorisme global dimana kedua negara akan mengkonfrontasinya,” kata Biswal. [IZ]