LONDON, (Panjimas.com) – Insiden tindak kekerasan anti-Muslim dan serangan-serangan terhadap Muslim di tempat umum di Inggris naik lebih dari 3 kali lipat sekitar 326% pada tahun 2015. Muslimah Inggris diperlakukan tidak adil oleh para pelaku yang sebagian besar adalah remaja, mengutip laporan terbaru dari sebuah Lembaga Non-pemerintah, Tell MAMA, hari Rabu (29/06/2016), dilansir oleh The Guardian.
Sebagian besar insiden tindak kekerasan anti-Muslim yang dilaporkan ke organisasi Tell MAMA berlangsung di lembaga pendidikan dan transportasi umum di pusat-pusat kota, atua daerah klaster lainnya
Kelompok-kelompok ekstremis sayap kanan Inggris dan simpatisannya secara aktif mempromosikan kebencian terhadap Muslim melalui media sosial, yang merupakan faktor radikalisasi yang signifikan, demikian menurut Tell MAMA.
“Statistik menunjukkan gambaran yang suram dan mencengangkan dari ledakan kebencian anti-Muslim baik secara online maupun secara langsung di jalanan kami, dimana perempuan Muslim sedang diperlakukan tidak adil oleh pembenci yang sangat pengecut”, kata Shahid Malik, Ketua organisasi Tell MAMA.
“Pertumbuhan eksponensial ini merupakan bukti terkait fakta bahwa meskipun upaya-upaya besar untuk melawan kebencian anti-Muslim telah dilakukan, sebagaian masyarakat kita masih gagal, bahkan terlalu banyak yang gagal. Dengan latar belakang pemungutan suara Brexit dan lonjakan dalam insiden rasisme terhadap Muslim yang muncul, pemerintah Inggris harus menganggap hal ini bukanlah ilusi, hal seperti ini dapat dengan cepat menjadi tidak menyenangkan bagi minoritas Inggris “.
Menurut laporan itu, kemampuan perempuan Muslim untuk dapat melakukan perjalanan dengan menggunakan transportasi umum tanpa ketakutan dan intimidasi, sedang dibatasi. Muslimah yang mengenakan jilbab ataupun niqab juga menjadi sangat rentan.
“Proporsi terbesar dari insiden-insiden tersebut telah melibatkan perempuan Muslim, biasanya itu dikarenakan mereka mengenakan busana Muslimahnya, sehingga mereka menghadapi serangan-serangan dari laki-laki muda kulit putih”, kata laporan Tell MAMA itu.
Demografi pelaku juga telah berubah, dengan adanya pergeseran yang ditandai dengan pemuda berusia antara 13 sampai 18 tahun, demikian menurut data yang dikumpulkan dari para korban.
Dalam Temuannya itu, Tell MAMA menunjukkan bahwa beberapa remaja sedang diradikalisasi dan bergerak menjauh dari pandangan arus utama kelompok usia mereka, yang jauh lebih multikultural dalam orientasi mereka”, kata laporan itu.
Organisasi NGO Tell MAMA, yang didirikan pada tahun 2012 ini, telah menggunakan data dari lebih dari 15 polisi ditambah dengan laporan dari para korban dan anggota masyarakat lainnya untuk mengkompilasi gambaran aktivitas Islamophobia di Inggris.
Organisasi Tell MAAM secara langsung telah menerima 1.128 laporan pelecehan dan serangan-serangan anti-Muslim pada tahun 2015, dan yang telah diverifikasi sebanyak lebih dari 800 laporan.
Bersamaan dengan lonjakan penting dalam insiden kekerasan anti-Islam di jalan-jalan, dilaporkan pula banyak korban yang mengatakan bahwa warga-warga yang berada di dekta mereka saat kejadian tidak ikut campur tangan atau menantang perilaku kasar terhadap mereka [Muslim].
Proporsi insiden sejumlah 11% yang terjadi di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi adalah situasi yang sangat “mengganggu”, kata laporan itu.
Staf pengajar perlu dilatih untuk mengidentifikasi dan menantang tindakan kefanatikan dan ektrimis rasis itu di dalam kelas-kelas, kata Tell MAMA.
Pekerja dalam bidang layanan pelanggan, seperti katering, keamanan dan supir taksi, juga secara tidak proporsional ditargetkan, menurut laporan tersebut.
Fiyaz Mughal, pendiri Tell MAMA, mengatakan: “Kita tidak boleh memiliki kebencian seperti itu bercokol di komunitas-komunitas kita ataupun dalam masyarakat kita. Dengan peningkatan sebanyak 326% (lebih dari 3 kali lipat) dalam hal insiden kebencian anti-Muslim yang dilaporkan kepada kami pada tahun 2015, kita haruslah mengatasi masalah ini … Sekarang adalah waktu yang tepat untuk melipatgandakan usaha kita untuk mengatasi kebencian tersebut dari semua kelompok ekstremis “.[IZ]