JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) KH Fachrurrozi Ishaq menyayangkan atas ketidakadilan sikap Pemprov DKI yang melarang takbir keliling sementara perayaan lain seperti tahun baru masehi dibiarkan bahkan difasilitasi.
“Pelarangan itu menimbulkan sikap antipati kepada pemprov DKI, maka jangan salahkan umat Islam jika nantinya melakukan perlawanan. Ini karena Pemprovnya yang salah, mereka yang memulai,” ujar Kyai Fachrurrozi kepada Suara Islam Online, Ahad (3/7/2016).
Ia sangat prihatin dengan adanya pelarangan syiar Islam di daerah yang mayoritas muslim. “Masa takbir keliling dilarang, sementara acara Barongsai dibolehkan, apa ini mau jadi kota China?” katanya.
Menurutnya, pelarangan ini bisa memancing emosi umat Islam. “Jadi anarkisme itu bisa saja terjadi karena ulah mereka sendiri. Jadi jangan menyalahkan rakyat karena mereka yang memancing duluan,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta agar takbir keliling sebagai syiar Islam itu tidak dilarang. “Aparat keamanan harusnya mengatur agar acara berlangsung dengan rapih, bukannya malah dilarang” tuturnya.
“Dan saya juga menghimbau kepada umat Islam hendaknya menjadi warga yang tertib, terkendali serta menjaga keamanan. Hendaknya masjid-masjid dipenuhi dengan kegiatan takbiran, dan kalau mau keliling harus menjaga akhlak, tunjukkan kalau Islam itu rahmatan lil alamin,” pesan Kyai Fachrurrozi.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat mengimbau agar warga Jakarta tak melakukan takbir keliling. Alasannya, Pemerintah Provinsi DKI dan Polda Metro Jaya sudah bersepakat untuk membuat suasana aman tanpa huru-hara di malam takbiran.
“Untuk takbiran, kita imbau untuk tidak melakukan takbiran keliling, apalagi dengan menggunakan petasan,” ujar Djarot di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (29/6/2016).
Kata dia, bila nantinya masih saja ada warga yang bandel menggelar konvoi, maka polisi akan menertibkan. [AW/SI]