BOYOLALI, (Panjimas.com) – “Kalau ucapan itu terjadi, sesungguhnya kita sangat menyesalkan. Tapi perlu kita informasikan orang yang bicara seperti itu, apalagi termasuk anggota dewan, tidak mewakili aspirasi umat Islam. Tidak mewakili kepentingan umat Islam, maka kita harus hati-hati bisa jadi kita akan dibenturkan sesama umat Islam” ujar Edi Lukito Ketua Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) saat diwawancarai di rumahnya Desa Sawahan, Ngemplak, Boyolali, Jum’at (1/7/2016).
Hal ini disampaikannya untuk menanggapi perkataan Siti Masrifah anggota Komisi IX DPR RI tentang larangan penyaluran zakat kepada keluarga teroris. Menurutnya orang yang mengatakan teroris justru orang yang berkomitmen untuk membantai umat Islam.
“Zakat itu intinya untuk orang miskin, kalau ada yang mengatakan zakat itu tidak boleh diberikan kepada keluarga tertuduh teroris. Sesungguhnya kita harus hati-hati, orang mengatakan teroris itu sebenarnya siapa? Jangan-jangan dia itu adalah orang-orang yang selama ini, komitmen untuk membantai umat islam” tegasnya.
Edi Lukito dalam kiprahnya selama ini menyoroti bahwa stigma teroris yang dibuat pemerintah hasil tekanan negara asing yang ditujukan umat Islam. Yang menjadi teroris sebenarnya baginya adalah pihak-pihak yang ingin menyudutkan umat Islam. Adapun orang yang selama ini dituduh teroris sebenarnya mereka korban teroris.
“Korban teroris ini, setiap kita menyampaikan aspirasi kepada pemerintah yang terkait, tidak pernah korban teroris ini dipenuhi hak-hak dan kewajibannya termasuk nama baiknya. Lha ini kan tidak ada kompensasi, tanggung jawab moral dari pemerintah tidak ada. Anaknya bagimana sekolahnya, jandanya bagaimana” sorotnya.
Untuk itu, Edi Lukito menghimbau tokoh umat Islam yang memiliki masa besar untuk membantu keluarga tertuduh teroris.
“Justru suasana seperti ini mendekati ibadah zakat, kita menghimbau pada ulama-ulama, kyai-kyai atau umat Islam yang mempunyai basis masa yang besar mohon karena ini sekala prioritas. Korban teroris atau korban kepentingan barat ini dibantu maksimal” himbaunya. [SY]