ISTANBUL, (Panjimas.com) – Kepolisin Turki telah menahan 11 warga asing yang dicurigai sebagai anggota sel Islamic State (IS) di Istanbul. Penahanan11 warga asing ini merupakan tindakan responsif atas insiden serangan bom jibaku pekan ini yang menghantam Bandara Ataturk Istanbul, demikian menurut pernyataan penyiar televisi Haberturk melalui situsnya, hari Jumat (01/07/2016), dilansir oleh Reuters.
Penangkapan dan penggrebekan dilakukan saat fajar, oleh sekelompok pasukan polisi kontra-teror di Distrik Basaksehir yang merupakan sisi Eropa dari kota Istanbul. Dengan penggrebekan fajar tersebut maka saat ini jumlah yang ditahan dalam penyelidikan menjadi 24 orang, katanya.
Seorang juru bicara Kepolisian Turki tidak dapat mengkonfirmasi laporan media Turki itu, yang juga kemudian diberitakan oleh media-media Turki lainnya.
Mereka 11 warga asing ditahan dalam penggerebekan serentak oleh tim cabang pasukan anti-teror Departemen Kepolisian Turki di Distrik Basaksehir, Istanbul pada Jumat pagi (01/07/2016), kata sumber-sumber keamanan.
Serangan bom jibaku hari Selasa (28/06/2016) yang menghantam Bandara tersibuk ketiga di Eropa itu, telah menewaskan 44 jiwa (19 warga asing) dan melukai 230 korban lainnya dan merupakan serangan yang paling mematikan dalam rangkaian serangan bom di Turki tahun ini
Tiga pelaku serangan bom jibaku Bandara Istanbul itu diduga adalah warga negara Rusia, Uzbekistan dan Kyrgiztan, demikian kata seorang pejabat pemerintah Turki pada hari Kamis (30/06/2016).
Menteri Dalam Negeri, Efkan Ala mengatakan kepada Parlemen bahwa bukti temuan terus menunjukkan ini merupakan tindakan Islamic State (IS) dan dilaporkan bahwa 19 dari korban yang tewas adalah warga negara asing. Ala mengatakan identitas dan kewarganegaraan dari salah satu pembom telah ditentukan tapi tidak berkomentar lebih lanjut terkait hal itu.
Surat kabar pro-pemerintah Yeni Safak mengatakan bahwa seorang pelaku serangan adalag warga negara Rusia yang berasal dari Dagestan. Dagestan merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Chechnya, di mana Moskow telah menyebabkan dua perang melawan kelompok Islam Chechnya sejak Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Surat Kabar Turki, Hurriyet bahkan berani mengklaim nama pelaku diidentifikasi sebagai Osman Vadinov dan mengatakan bahwa Osman telah datang dari kota Raqqa, yang merupakan jantung ibukota Islamic State (IS) di Suriah. Menanggapi laporan Hurriyet, Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan pihaknya sedang memeriksa informasi tentang Osman Vadinov.
Seorang juru bicara Dinas Keamanan Negara Kyrgyzstan mengatakan pihaknya juga sedang menyelidiki terkait laporan ada seorang waga negaranya terlibat sebagai pelaku dalams serangan Bandara Ataturk Istanbul, sementara itu Dinas Keamanan Uzbekistan tidak menanggapi segera pemberitaan itu dan tidak berkomentar lebih lanjut.
Untuk diketahui, ribuan pejuang asing dari sejumlah negara telah menyeberang melalui Turki untuk bergabung Islamic State of Iraq and Syria [ISIS] dalam beberapa tahun terakhir. Turki telah memperketat keamanan di wilayahnya yang berbatasan dengan Suriah namun Ankara juga berpandangan bahwa pihaknya juga memerlukan informasi lebih lanjut dari Badan-Badan Intelijen Asing lain untuk mencegat para pejuang IS.
Pernyataan bahwa salah satu penyerang adalah warga negara Rusia datang pada waktu yang kurang tepat dimana hubungan antara Ankara dan Moskow masih tegang sejak Turki menembak jatuh jet tempur Rusia dekat perbatasan Suriah November lalu.
Yeni Safak mengatakan otak pelaku serangan itu diduga seorang pria bernama Akhmed Chatayev, asal Chechnya. Chatayev diidentifikasi ada dalam daftar sanksi PBB sebagai salah seorang pemimpin Islamic State (IS) yang bertanggung jawab melatih para anggotanya berbahasa Rusia, dan dirinya (Chatayev) juga termasuk dalam daftar orang paling dicari oleh otoritas Rusia.
Peperangan di Suriah dan Irak telah membantu perkembangan jaringan Islamic State (IS) tumbuh subur, IS juga dipersalahkan atas serangkaian bom jibaku di Turki, termasuk dua serangan lainnya tahun yang menargetkan wisatawan asing di jantung kota Istanbul
Penangkapan di Kota Izmir
Sembilan tersangka yang diduga telah melakukan kontak dengan anggota Islamic State (IS) di Suriah, telah ditahan dalam serangan fajar di empat distrik di wilayah pesisir Aegean, kota Izmir, hari Kamis (30/06/2016), mengutip Anadolu.
mereka dituduh telah melakukan pembiayaan, merekrut dan memberikan dukungan logistik kepada kelompok IS.
Militer Turki telah menewaskan dua orang yang dicurigai anggota IS, saat keduanya mencoba memasuki wilayah Turki secara ilegal pada akhir pekan ini, demikian menurut sumber keamanan Turki pada hari Kamis (30/06/2016).
Salah satu tersangka, adalah warga nasional Suriah, ia diduga telah merencanakan serangan bom jibaku di salah ibukota Ankara atau provinsi selatan Adana, tepatnya di pangkalan Incirlik, yang merupakan basis utama markas yang digunakan oleh pasukan Turki-AS untuk melakukan beberapa serangan udara terhadap ISIL.
Penahanan di Gerbang Perbatasan Oncupinar
Secara terpisah, pasukan keamanan Tukri pada hari Rabu (29/06/2016) telah menahan empat warga Turki di gerbang perbatasan Oncupinar di wilayah tenggara Turki atas dugaan keanggotaan dalam kelompok teroris, menurut perwakilan kantor Gubernur setempat dalam sebuah pernyataan.
Empat warga yang ditahan di gerbang Oncupinar itu diketahui sedang berusaha untuk kembali ke wilayah Turki dari wilayah zona konflik Suriah yang sata ini sebagian berada di bawah kendali Islamic State (IS), katanya.Pada hari Jumat (01/07/2016), Konsulat Jenderal dari 22 negara dan perwakilan Uni Eropa memberikan ucapan belasungkawa di tempat serangan selama upacara peringatan yang diadakan di depan Terminal Kedatangan Istanbul Ataturk Airport International. [IZ]