PERTH, (Panjimas.com) – Bom molotov meledak di luar Masjid Perth di Autralia ketika ratusan jamaah sedang melaksanakan Shalat tarawih berjamaah, demikian menurut laporan media setempat, seperti dilansir oleh IINA.
Serangan bom itu terjadi di Masjid Islamic College Australia di Thornlie, bagian Tenggara Perth, sekitar jam 8 pm pada Selasa malam Selasa, (28/06/2016).
Ratusan jamaah saat itu sedang berada di dalam Masjid untuk menunaikan shalat Isya dan tarawih mereka ketika serangan bom terjadi.
Dugaan sementara bom molotov telah ditempatkan dalam mobil yang diparkir di luar Masjid sebelum bom itu meledak.
Beberapa mobil-mobil milik jamaah Muslim Autralia lain yang berada di luar Masjid juga menjadi sasaran.
Selain itu, ditemukan pula pesan-pesan anti-Islam yang tertulis di bagian dinding Masjid di belakang kendaraan yang terbakar akibat bom.
Kepolisian WA (Western Australia) saat ini masih mencari 3 pria yang sebelum insiden terjadi terlihat berjalan di lokasi serangan di luar Masjid Islamic College Thornlie dan juga sedang menyelidiki grafiti dengan pesan-pesan anti-Islam yang tertulis di pagar Masjid.
Dalam insiden serangan bom itu dilaporkan tidak ada korban yang menderita luka-luka, dan ratusan jamaah Masjid tetap menyelesaikan ibadah Shalat Isya serta Tarawih mereka.
“Meskipun ledakan bom baru saja terjadi di luar Masjid, semua jamaah tetap tinggal untuk menyelesaikan shalat mereka, dan menolak untuk takut atas teror yang baru saja terjadi.”
Anggota Parlemen setempat dari Partai Buruh, Chris Tallentire tampak memposting foto dirinya sedang berada di tempat kejadian melalui akun Facebook miliknya.
‘Komunitas MuslimThornlie, saya merasa sakit ketika kalian harus bertahan menanggung serangan seperti ini, “kata Tallentire.
‘Hal yang sebenarnya terjadi, ini adalah serangan terhadap kita semua. ”
Perwakilan Masjid Australian Islamic College Thornlie, Yahya Adel Ibrahim bersyukur bahwa tidak ada yang korban yang terluka dan mengatakan bahwa “masyarakat muslim tidak akan memulai permainan untuk saling menyalahkan”
“Serangan ini tidak diragukan lagi adalah tindak pidana kebencian, tetapi ini adalah tindakan perseorangan atau kelompok, bukanlah yang lebih besar,” tulis Ibrahim melalui postingan di Facebook.
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop menyatakan bahwa ia mengutuk pengeboman di sebuah Masjid Perth, dan mengatakan Kepolisian federal akan menyelidiki motif serangan Masjid Perth itu yang digambarkan sebagai “kejahatan kebencian” oleh para pemimpin Islam setempat.
“Pemerintah Australia mengutuk segala bentuk kekerasan dan kami akan bekerja sangat keras untuk memastikan Australia tetap aman,” demikian kata Julie Bishop kepada para wartawan di Perth.[IZ]