KARANGANYAR,(Panjimas.com) – Masjid Mifftahul Jannah, Klodran, Colomadu, Karanganyar kedatangan Komunitas Masjidku Makmur (KMM) Soloraya bersama ustadz Abu Fatiah Al Adnani guna menyampaikan kajian akbar bertema “Surat Al Kahfi Benteng dari Fitnah Dajjal”, Jum’at (24/6/2016).
Ustadz Abu Fatiah mengatakan surat Al Kahfi merupakan benteng terkuat dalam menghadapi fitnah Dajjal, padahal dalam surat Al Kahfi tidak ada ayat yang menceritakan Dajjal.
“Rasulullah bersabda siapa yang hafal 10 ayat dari Al Kahfi maka akan diselamatkan dari fitnah Dajjal. Muncul pertanyaan, apa yang menghubungkan surat Al Kahfi dengan fitnah Dajjal? Para Ulama membongkar surat Al Kahfi, ternyata sangat dasyat hakekat kandungan isinya” katanya.
Surat Al Kahfi Memuat 4 kisah istimewa
Ustad Abu Fatiah menguraikan surat Al Kahfi memuat 4 kisah istimewa yakni kisah pemuda kahfi, kisah dua pemilik kebun, kisah nabi musa bersama nabi kidir, dan kisah Raja Dulqornain.
“Kisah pertama adalah ashabul Kahfi pada ayat ke 9 sampai 27, pada ayat ke 13 Allah menguji mereka pemuda Kahfi yang beriman dengan Raja Dholim. Kalau kita mendengar cerita guru TK atau SD, kisah pemuda Kahfi sederhana. Yakni ada 6,7 pemuda yang beriman kepada Allah kemudian ditolak Raja, mereka lari dan bersembunyi di gua selama 309 tahun, ditolong Allah subhanahu wata’ala, bangun-bangun Raja sudah mati, sesederhana itu” ucapnya.
Ustad Abu Fatiah melanjutkan kisah dua pemilik kebun yang satu mukmin yang satu kafir. Dalam satu Riwayat Yang mukmin bernama Yehuda dan yang kafir bernama Kurdus.
“Ini termuat dalam ayat 35,36 dan seterusnya, Allah memberi kekayaan yang melimpah pada Kurdus, kemudian si Kurdus merasa sombong dan arogan. Diingatkan Yehuda, tapi Kurdus tetap pada kekufurannya bahkan mengatakan hartaku lebih banyak, mau apa kamu? Maka sampai datang suatu musibah pada malam hari. Maka seluruh kebunnya rusak tak tersisa, akhirnya Kurdus menyesal sampai dia tidak pernah berbuat kebaikan atas hartanya” lanjutnya.
Ustad Abu Fatiah meneruskan pada kisah ketiga tentang perjalanan Nabi Musa bersama Nabi Kidir dengan ujian 3 peristiwa. Namun Nabi Musa tidak sabar akhirnya Nabi Kidir memutuskan perjalanan bersama Musa setelah menjelaskan makna ketiga peristiwa tersebut.
“Nampaknya kita harus berpisah, namun sebelumnya akan saya ceritakan pada kamu tentang rahasia dibalik semua peristiwa bersama kamu wahai Musa. Yang pertama tentang kapal yang aku lobangi, itu milik nelayan miskin, disana ada Raja arogan yang suka merampas kapal. Untuknya aku buat cacat kapal biar tidak diminta Raja bengis itu. Yang kedua anak itu oarng tuanya orang yang sholeh, takdir anak itu dilauful mahfud mati dalam keadaan kafir, dia akan durhaka maka sebelum dia besar aku bunuh sehingga mati dalam keadan fitrah besok bisa kumpul dengan orang tuanya. Yang ketiga rumah yang dibangun adalah milik anak yatim yang bapaknya menyembunyikan harta warisan di dalam rumah, jika mereka besar bisa merasakan harta ayahnya” kisahnya.
Ustadz Abu Fatiah melanjutkan kisah keempat tentang Raja Dulqornain, yang diminta suatu kaum untuk membangunkan tembok penghalang bagi Ya’jud dan Ma’jud.
“Ini pada ayat belakangan 90an dan berikutnya, Dulqornain raja yang kekuasaannya membentang dari timur dan barat. Ketika bertemu suatu kaum yang mengeluhkan bahaya makhluk bernama Ya’jud dan Ma’jud. Dulqornain diminta membangun benteng setinggi dua gunung, proyek dia buat tidak sesuai pesanan, justru dengan besi dan tembaga dicor jadi satu. Sampai akhir jaman benteng itu tidak bisa ditembus Ya’jud dan ma’jud sampai Allah kehendaki. ketika ditanya berapa biaya yang dibutuhkan, dia jawab ini rahmat dari Allah bagi kalian” lanjutnya.
Surat Al Kahfi Memuat 4 fitnah yang dibawa Dajjal
Ustadz Abu Fatiah menyorot tentang 4 kisah ini ternyata ada 4 fitnah yakni fitnah agama dari kisah ashabul Kahfi, fitnah harta dan dunia dari kisah ashabul jannah, fitnah ilmu pengetahuan dari kisah Nabi Musa dan fitnah kekuasaan dari kisah Raja Dulqornain.
“Dajjal di akhir jaman akan membawa 4 fitnah, agama, harta dunia, ilmu pengetahuan dan kekuasaan. Dajjal akan membawa fitna agama, dia mengaku sebagai nabi dan Tuhan, mengajak manusia semua untuk menyambahnya. Dajjal memaksakan agamanya dan mencopot identitas agama kita” sorotnya
Yang kedua Dajjal akan membawa fitnah dunia, harta, anak dan wanita. Menurut ustadz Abu Fatiah bahwa syaik Nasir Assa’ari memberikan tiga pilar fitnah Dajjal yakni Materialisme, Ateisme dan Zionisme. Dajjal akan menjamin kesuburan bagi orang yang mengimaninya pada masa paceklik dasyat.
“Tiga tahun sebelum muncul Dajjal akan ada tiga tahun kekeringan ekstrim, pada tahun pertama sepertiga air hujan tidak turun, sepertiga daun tidak tumbuh. Tahun kedua duapertiga air hujan tidak turun dan duapertiga daun tidak tumbuh. Hingga tahun ketiga Allah tahan semua air hujan dan tumbuhan tidak ada. Sehingga kekeringan yang dasyat, Rosul menjawab bahwa dzikir tahlil, tahmid, tasbih dan takbir makanan yang cukup bagi orang yang beriman kepada Allah” tegasnya.
Ustadz Abu Fatiah melanjutkan fitnah yang ketiga adalah Dajjal membawa ilmu pengetahuan. Dengan kemampuan sihirnya dia bisa menebak yang akan terjadi besoknya.
“Dajjal mengatakan ini dan itu, akan terjadi ini dan itu, orang terbelalak kaget ternyata benar apa yang dikatakan Dajjal. Dengan seperti itu semua akan mengakui bahwa dajjal adalah Tuhan” lanjutnya.
Yang keempat fitnah kekuasaan yang di bawa Dajjal, menurut Ustadz Abu Fatiah orang yang beriman pada Dajjal akan diberi kekuasaan. Sebaliknya yang menolak akan dibinasakan, Dajjal akan mendatangi setiap orang dipenjuru dunia dengan menebarkan fitnahnya.
Surat Al Kahfi Memuat 4 Solusi Fitnah Akhir Jaman
Ustadz Abu Fatiah menjelaskan bahwa Al Kahfi ada 4 solusi dari fitnah akhir jaman yang puncaknya sampai kemunculan Dajjal. 4 solusi tersebut yakni sabar bersama orang sholeh, memandang rendah dunia, menjadi tawadu’ sabar dalam menuntut ilmu dan ikhlas mengemban amanah kekuasaan.
“Pada ayat 28 kalimatnya kata Allah kalau kalian pingin selamat bersabarlah kamu, untuk tetep kumpul sama orang sholeh yang selalu mengingat Allah pagi dan petang. Jangan kamu tinggalkan mereka karena hanya urusan dunia, inilah yang dilakukan Ashabul Kahfi selalu berkumpul dengan orang sholeh” jelasnya.
Ustad Abu Fatiah menekankan pada ayat 48, Allah mengingatkan dunia itu seperti air hujan menumbuhkan pohon kemudian berbuah. Daun dan buahnya jatuh hingga pohon itu kering dan hilang.
“Maka dunia itu, makanan yang kita makan enaknya hanya sampai ditenggorokkan. Dunia kalau kita bandingkan dengan dunia itu mahal namun dengan akhirat sangat-sangat kecil. Sementara dua raka’at sebelum shubuh nilainya lebih baik daripada dunia seisinya” tekannya.
Ustadz Abu Fatiah menerangkan menepis fitnah ilmu dengan menjadi tawadu’, tidak sombong dan bersabar dalam menuntut ilmu. Seperti Nabi Musa jika tidak protes pada Nabi Kidir maka akan mendapatkan ilmu yang banyak.
“Menuntut ilmu seperti gelas yang di isi air. Dibuka dulu tutupnya biar air masuk. Maksudnya kita buka hati kita tidak usah memandang siapa yang menyampaikanagar ilmu itu masuk ke hati kita. Kemudian dituang dulu isinya jangan merasa penuh, kalau merasa sudah pinter maka kita tidak akan mendapatkan ilmu. Kemudian siap merendah agar air yang dituangkan bisa masuk, ilmu bisa diterima” ujarnya.
Ustadz abu Fatiah menutup dengan fitnah kekuasaan ditepis solusinya ikhlas, yang ada pada surat Al Kahfi 110.
“Terakhir fitnah kekuasaan, seharusnya itu jalan pintas meraih ridha Allah namun justru dijadikan jalan pintas mengganti biaya yang sudah dikeluarkan. Maka kekuasaan akan dilakukan dengan sewenang-wenang. Mari berkaca pada Raja Dulqornain, yang tawadu’ ikhlas menerima” pungkasnya.
Ustadz Abu Fatiah menyimpulkan yang paling penting dari kisah ini semua adalah dakwah, dengan adanya gerakkan dakwah, dengan adanya amar ma’ruf nahi munkar maka akan selamat dari fitnah akhir jaman. [SY]