YERUSALEM, (Panjimas.com) – Empat dari lima warga Palestina yang tinggal di wilayah pendudukan Yerusalem Timur hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun 2014, tingkat kemiskinan warga Palestina di Yerusalem timur ini merupakan empat kali lebih rendah dibanding tingkat kemiskinan nasional Israel, dilansir oleh MEMO.
Data yang disajikan dalam sebuah laporan oleh Institut Yerusalem untuk Studi Israel (Jerusalem Institute for Israel Studies) dan juga Data yang diambil dari Badan Pusat Statistik dan Institut Asuransi Nasional, menunjukkan adanya peningkatan tajam dalam tingkat kemiskinan antara warga Palestina di kota Yerusalem.
Wilayah Yerusalem Timur dianeksasi (dirampas/diduduki paksa) oleh Israel pada tahun 1967, sebuah aksi politik yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Masyarakat internasional memandang wilayah Yerusalem timur, bersama dengan wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza, sebagai yang wilayah Palestina yang tersisa di bawah pendudukan militer Israel.
82 persen dari penduduk Yerusalem Timur hidup di bawah garis kemiskinan, lebih dari setengahnya hidup dengan tingkat kemiskinan untuk Yerusalem secara keseluruhan (49 persen). Sementara itu, tingkat kemiskinan di kalangan anak-anak Yerusalem Timur pada tahun 2014 berada di angka 86,6 persen.
Dengan menganalisis data itu, Surat Kabar Israel Ha’aretz mencatat bahwa situasi ekonomi warga Palestina di Yerusalem Timur telah “memburuk secara dramatis” selama dekade terakhir; pada tahun 2006, Hareetz mencatat, bahwa “angka kemiskinan di Yerusalem Timur hanya 66 persen, ini 16 persen lebih rendah dari tingkat kemiskinan saat ini.”
Menurut Ha’aretz, alasan utama untuk peningkatan tajam tingkat kemiskinan itu adalah akibat dari pembangunan pagar pemisah, yang memotong wilayah Yerusalem dari Tepi Barat. Hal ini menyebabkan kerusakan parah pada bisnis yang mengandalkan para pelanggan dari wilayah Tepi Barat, dan juga meningkatkan biaya hidup menjadi lebih tinggi karena tidak ada impor yang lebih murah dari wilayah Tepi Barat.”
Selain itu, “satu dari tiga pekerja di Yerusalem Timur, hidup di lingkungan luar pagar pemisah, sehingga pagar pemisah telah mempersulit mereka untuk bekerja di kota.”
Masalah selanjutnya adalah, bahwa selama dua tahun terakhir ribuan warga Yerusalem Timur telah ditangkapi”, sebagian besar dari mereka adalah orang-orang dalam usia kerja. Setelah mereka ditangkapi, kemudian kondisinya seringkali menuju kebijakan pemecatan dan ini membuat sulit bagi mereka untuk mencari pekerjaan lain, karena banyak majikan di Yeruslame tidak akan dan tidak mau mempekerjakan seseorang dengan catatan kepolisian.”
Laporan itu menyatakan bahwa pada akhir tahun 2014, penduduk Yerusalem adalah 849.800 penduduk, di antaranya sejumlah 315.900 (37 persen) adalah rakyat Palestina. Kurang dari 1 persen dari warga Palestina di kota ini hidup di lingkungan kota pra-1967.
Di Yerusalem Timur, sementara itu, ada lebih dari 200.000 penduduk Yahudi yang tinggal pemukiman ilegal yang didirikan sejak tahun 1967, ini mencakup 39 persen dari total populasi Yahudi di Yerusalem.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa pada tahun 2014, 5 persen dari seluruh apartemen telah selesai dibangun dan 17 persen dari semua konstruksi baru berada di pemukiman Har Homa, yang didirikan di luar Bethlehem. [IZ]