JAKARTA, (Panjimas.com) – Dalam lintasan sejarahnya, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang karena perjuangan dan dedikasinya menjadikan wajah Indonesia menjadi lebih baik dan bermartabat. Dari sekian banyak tokoh-tokoh Indonesia tersebut, diantaranya ada tokoh yang tidak hanya mengubah wajah Indonesi, tetapi juga dunia. Salah satunya Presiden Ketiga Indonesia, Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng.
“Bagi saya, icon Indonesia di dunia setelah Soekarno adalah Pak Habibie. Jika Soekarno membuat Indonesia dikenal dunia karena mampu menginspirasi negara-negara Asia dan Afrika untuk lepas dari penjajahan dan merdeka, Habibie membuka mata dunia, bahwa ada sebuah negara yang saat itu baru berkembang tetapi mempunyai industri pesawat terbang. Habibie menjadi icon Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak anak bangsa yang jenius,” ujar Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris, di, Jakarta Sabtu, (25/6).
Fahira mengungkapkan, dedikasi Habibie dalam dunia penerbangan dan industri pesawat telah mengangkat harkat dan martabat Indonesia di mata dunia. Bagaimana kita tidak bangga, ada seorang anak bangsa yang mampu memecahkan kebuntuan dan ketidakpastian yang dihadapi industri pesawat terbang dunia selama 40 tahun tentang kerusakan yang terjadi pada badan pesawat (kulit luar pesawat yang terlihat halus mulus tanpa cacat namun sisi dalamnya keropos sehingga membahayakan).
“Seorang anak Indonesia bernama Habibie mampu memecahkan persoalan ini. Teori crack progression yang diciptakan Pak Habibie, membuat pesawat lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko pesawat jatuh, tetapi juga membuat pemeliharaan lebih mudah dan murah. Ini sumbangan besar Indonesia, lewat Pak Habibie untuk dunia. Teori Habibie, Faktor Habibie, Fungsi Habibie dan sekitar 46 Hak Paten Pak Habibie di Bidang Aeronautika telah mengibarkan nama Indonesia khususnya di industri pesawat dunia,” ungkap Fahira.
Namun, jasa Habibie membuat nama Indonesia harum di dunia, juga tidak kalah dengan besarnya jasanya mengubah wajah Indonesia saat menjadi Presiden Ketiga. Kehidupan berdemokrasi, kebebasan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat dan Pemilu yang terbuka, jujur, dan adil hingga Indonesia dijuluki negara demokrasi terbesar di dunia adalah buah dari berbagai terobosan dan keputusan Habibie.
Saat menjadi Presiden, tambah Fahira, Habibie, menerbitkan UU Partai Politik, UU Pemilu, dan UU Kedudukan DPR/MPR yang menjamin kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik baru di mana pada masa orde baru diharamkan. Pada masa Habibie lah dimulainya pelaksanaan Pemilu tidak hanya LUBER tetapi demokratis, jujur, dan adil seperti yang kita warisi hingga saat ini. Tidak hanya itu, Habibie lah yang mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen dan menjawab tuntutan reformasi lewat Ketatapan MPR. Habibie juga berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar berkisar antara Rp10.000 – Rp 15.000.
“Setiap saya bertemu orang asing dan bertanya tentang Habibie, mereka langsung mengenalinya sebagai penemu besar dalam industri pesawat. Pak Habibie ini aset bangsa. Indonesia beruntung memiliki anak bangsa seperti beliau. Kiprahnya menjadi inspirasi, tidak hanya bagi anak-anak Indonesia, tetapi juga anak-anak yang ada di dunia. Semoga Pak Habibie selalu selalu dilimpahi kesehatan dan saya berdoa Pesawat R80 rancangan Pak Habibie bisa membawa nama Indonesia mengangkasa di dunia,” ujar Fahira. [RN]