SOLO, (Panjimas.com) – Akhir jaman umat Islam akan terus difitnah oleh musuh-musuhnya termasuk dengan sebutan Islam Radikal maupun Islam garis keras. Ustadz Tengku Azhar menerangkan hal itu pada kajian Pencerahan di masjid Istiqlal, Sumber Krajan, Banjarsari, Solo, Jum’at (17/6/2016).
Bahkan Persatuan Bangsa-bangsa telah membuat konsep yang disebut “Plant of Action to Prevent Violent Extremism” untuk menghadapi muslim Radikal. Konsep yang biasa disebut PVE dilatarbelakangi adanya kegagalan resolusi PBB di Suriah.
“Salah satu didirikannya PBB kan untuk mewujudkan perdamaian dunia, tapi faktanya PBB gagal. Terbukti di Afganistan sampai hari ini tidak terjadi perdamaian, di Palestina, apalagi sekarang di Suriah, sudah nampak kegagalannya” ucap ustadz Tengku.
Ustadz Tengku mengatakan PVE dipresentasikan dihadapan Majelis Umum PBB pada 15 januari 2016 dan 12 Februari 2016 dan diterima karena target obyeknya adalah Islam dan umat Islam. Cerminan di Indonesia ada pada acara ILC, merek dengan tegas menyatakan Indonesia ada ektrim kiri (PKI) ektrim kanan (Islam Radikal).
“Kita lihat sekjen PBB, Ban ki Moon menyebut bahwa kelompok radikal ancaman terbesar tatanan dunia. Sementara Al Araf direktur Imparsial pada acara ILC berujar, ancaman terbesar dunia saat ini terorisme, kalau ada yang mengangkat isu komunisme kita akan ditertawakan dunia” katanya.
Ustadz Tengku menyoroti bahwa pemerintah pantas tidak peduli dengan kemunculan PKI, karena orang sekitarnya merupakan pendukung gerakan komunisme. Dirinya tunjukkan gambar-gambar tokoh nasional kedekatan dengan tokoh Cina komunis.
“Beberapa waktu lalu Menkopolhukam, Luhut B. Panjaitan dan Kepala BNPT, Tito Karnavian berkunjung ke Cina selfie bersama tokoh-tokoh Cina Komunis. Jadi PKI di Indonesia itu bukan musuh, bagaimana mereka akan ngomong PKI musuh, kok ternyata sudah duduk bareng” sorotnya.
Ustadz Tengku menjelaskan langkah yang akan dilakukan PVE diantaranya Profiling person, keluarga, lembaga, organisasi yang mereka duga radikal dan deradikalisasi keluarga.
“Nanti masjid-masjid yang berbau radikal akan didatengi dan didata. Yang ngaji dari mana saja, pengurusnya siapa saja, sumber dana siapa? Ya begitu, akan mereka profilkan. Dan kedepan proyek utama BNPT dan Densus, deradikalisasi akan menyasar keluarga target utama” jelasnya.
Dalam merubah opini, Ustadz Tengku mencontohkan ketua BNPT , Irfan Idris pernah mengatakan bahwa mengajarkan anak-anak sholat dan mengaji adalah radikalisasi. Jadi menurutnya seorang bapak yang mengajarkan sholat dan mengaji pada anaknya adalah mengajarkan radikal.
“Trus mau diajarkan apa? Mabuk, lahir ceprot langsung diajarkan joget mungkin. Ni kita lihat apa kata Said Agil Siraj, Cikat bakal Teroris itu rajin sholat malam, puasa dan hafal Qur’an. Pak ni jenengan mau sholat malam, apalagi 1 juz, wah ini cikal bakal biyanget. Imamnya yang hafal Qur’an apalagi” tandasnya.
Untuk itu, Ustadz Tengku mengajak untuk waspada, apapun tindakan dan langkah hendaklah dipersiapkan hanya untuk Allah semata. Karena orang yang kafir akan kembali pada Allah pada tempat yang hina dan yang beriman akan kembali pada Allah di surga. [SY]