LOUISVILLE, (Panjimas.com) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan hari Kamis (09/06/2016) pekan lalu bahwa rekan Presiden sejawatnya dari Suriah, Bashar al-Assad, adalah “pembunuh” yang terlibat dalam aksi terorisme negara. Erdogan menyatakan hal ini saat dirinya sedang melayat jenazah tokoh muslim petinju dunia Mohammad Ali di Louisville, Kentucky, AS
“Dia [Assad] adalah pembunuh yang telah membunuh 600.000 warganya,” kata Erdogan kepada wartawan di Muhammad Ali Center di Louisville, Kentucky, di mana ia menghadiri kegiatan doa bersama dalam uapcara pemakaman legenda tinju, Muhammad Ali.
Assad ialah seorang penjajah suatu negara di mana 12 juta warganya sendiri dipaksa mengungsi,” demikian menurut Erdogan.
“Dia [Assad] benar-benar terlibat dalam terorisme negara (state terrorism). Turki saat ini menjadi rumah bagi 3 juta pengungsi Suriah. Dan kami menjadi tuan rumah bagi mereka [pengungsi Suriah].
“Saya [Erdogan] percaya bahwa seluruh dunia harus mengisolasi Assad.”
“Dan saya [Erdogan] percaya pihak-pihak yang membantu dirinya [Assad] benar-benar sedang membantunya dalam aksi kejahatannya,” kata Erdogan dalam pernyataannya yang secara jelas menunjuk ke Rusia.
Moskow telah menjadi pendukung lama dari rezim Syiah Nushairiyah Bashar al-Assad, dan sejak bulan September tahun lalu, militer Rusia telah memulai serangan-serangan udara dan pengeboman di Suriah.
Masyarakat internasional, melalui PBB, telah berupaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke kota-kota Suriah yang dikepung oleh pasukan rezim Assad dan sekutunya [Syiah Hezbollah Libanon, Iran, dan Rusia].
Batas waktu untuk bantuan kemanusiaan melalui jalur udara telah ditetapkan bulan lalu oleh International Syria Support Group – kelompok ini bekerja keras untuk mengakhiri krisis di negara itu. Baru-baru ini upaya-upaya mereka berakhir tanpa banyak kemajuan berarti dalam hal pemberian bantuan kemanusiaan.
AS telah mendesak pemerintahan Assad untuk mengizinkan akses kemanusiaan ke kota-kota yang terkepung. [IZ]