JAKARTA (Panjimas.com) – LSM Indonesia Police Watch (IPW) menilai penunjukan Komjen Pol Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri akan berdampak kurang baik bagi sistem kaderisasi Polri.
“Keputusan Presiden (Joko Widodo) ini bisa merusak tatanan dan sistem kaderisasi di Polri,” kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.
Pasalnya, menurut dia, ada lima angkatan yang lebih senior dibandingkan Tito untuk bisa dipertimbangkan menjadi Kapolri.
Meski memilih calon Kapolri adalah hak prerogatif Presiden, menurutnya, Presiden harus memperhatikan jenjang karir dan kepangkatan calon kapolri yang ditunjuknya.
“Seharusnya presiden memperhatikan jenjang karir dan kepangkatan seperti yang diamanatkan Pasal 11 UU No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian. Artinya kalau Tito dijadikan Kapolri tentunya harus diperhatikan dia masih terlalu muda. Pensiunnya pun masih lama, tahun 2022,” katanya.
Ia berpendapat masih banyak jenderal bintang tiga senior lainnya yang lebih pantas untuk mengisi jabatan Kapolri saat ini.
“Tito terlalu junior, masih banyak senior diatas dia. Kalaupun Tito akan menjadi Kapolri, mungkin bisa saja di masa mendatang. Tapi jangan sekarang,” katanya.
Sementara Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menegaskan internal Polri tetap solid pasca Presiden Joko Widodo menunjuk Komjen Pol Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri.
“Insya Allah enggak ada masalah. Internal (Polri) patuh dan loyal pada apa yang diputuskan Presiden (Joko Widodo). Polri menghormati keputusan Presiden, kami sambut baik,” kata Irjen Boy Rafli. [AW/Ant]