JAKARTA (Panjimas.com) – DPP Front Pembela Islam (FPI), mendatangi kantor media Kompas di Jl Palmerah Selatan, Kelurahan Gelora, Jakarta Pusat. Kedatangan FPI tersebut untuk melakukan klarifikasi terhadap framing (pembingkaian) berita Kompas yang dinilai anti terhadap Syariat Islam terkait kasus razia warteg di Kota Serang, Banten beberapa waktu lalu.
Setidaknya, ada 15 orang delegasi FPI yang hadir bersama lima orang laskar, mereka diantaranya Munarman, SH, KH. Abdul Fatah, Ustadz Maman Suryadi, KH. Awit Masyhuri, Habib Novel, Ustadz Aziz, Ustadz Zainal Abidin, Habib Zen dan lain-lain.
Delegasi FPI diterima Widi Kristawan, Direktur Humas PT. Kompas Gramedia, di ruang Humas yang telah dipersiapkan pihak Kompas.
Pada kesempatan tersebut, FPI mempertanyakan pihak pemberitaan Kompas yang sering kali menyakiti Umat Islam.
“Sebagaimana surat (yang disampaikan) kami ingin meminta penjelasan, kenapa sih Kompas berkali-kali dalam pemberitaan menyakiti umat Islam?” tanya Munarman dalam audiensi tersebut, Kamis (16/6/2016).
Ia menambahkan, jika sikap Kompas tak berubah dan terus-menerus menyakiti umat Islam, dikhawatirkan Umat Islam akan marah.
“Kompas memberitakan logikanya orang ibadah lebih menghormati orang yang tidak ibadah. Jika kompas masih mengarah kepada demikian,bisa-bisa masyarakat marah. Saya kira berlaku adillah, kita tidak meminta anda membela Islam, tidak mungkinlah. Tapi berlakukan adil dan proporsional,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, pihak Kompas menerima dan berjanji akan menyajikan pemberitaan yang proporsional.
“Memang benar, kami sudah hidup di media di puluhan tahun. Tapi kami juga butuh teman, teman itu nggak.harus memuji tetapi perlu kritik, saran dan masukan. Kami terima kasih atas masukannya,” ujarnya.
Saat kunjungan FPI ke Kompas, puluhan aparat menjaga ketat kantor Kompas. Acara audiensi berlangsung dengan tertib hingga usai. [AW]