FALLUJAH, (Panjimas.com) – PBB pada hari Rabu lalu (08/06/2016) telah merevisi secara signifikan terkait jumlah warga sipil yang diyakini terperangkap di kota Fallujah, Irak yang saat ini diketahui sebagai sebuah benteng pertahanan kelompok ISIL.
Revisi angka yang diungkap PBB cukup mengejutkan, dari sebelumnya diperkirakan terdapat 50.000 warga sipil yang terperangkap kini menjadi sekitar 90.000 orang.
Dalam sebuah wawancara telepon dengan Reuters di Baghdad, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Irak, Lise Grande memperingatkan bahwa warga sipil bisa menghadapi situasi yang “mengerikan” di kota Fallujah yang terkepung, terletak sekitar 50 kilometer sebelah barat ibukota Baghdad.
“Lebih dari 20.000 orang telah berhasil melarikan diri kota Fallujah dalam kondisi yang sangat sulit, setelah mereka berjalan selama berhari-hari, untuk menjangkau daerah-daerah yang dikuasai pemerintah,” katanya.
Grande menyerukan panggilan mendesak untuk membiayai operasi bantuan kemanusiaan terhadap lebih dari 7 juta orang di negara Irak yang sedang dilanda peperangan, dan mengatakan bahwa saat ini hanya 30 persen dari permintaan PBB, yakni sebanyak $860 juta dollar, yang telah dipenuhi sejauh ini.
“Kami hanya tidak dapat melakukan upaya yang lebih baik jika kami tidak mendapatkan dana kemanusiaan sesegera mungkin,” katanya, Grande menambahkan bahwa “terkait hal ini, sangat sulit untuk dapat memahami bagaimana masyarakat internasional dapat berinvestasi begitu banyak dalam operasi militer sementara itu membiarkan banyak korban sipil berjatuhan”
Badan-Badan Khusus PBB telah menghimbau semua pihak dalam konflik di Irak untuk melindungi para keluarga dan memberikan mereka para korban yang terkena dampak pertempuran dan tindak kekerasan, akses bebas dan jalan aman untuk menjauh dari lokasi konflik. [IZ]