SOLO, (Panjimas.com) – Kajian Pencerahan Ramadhan di masjid Istiqlal, Sumber Krajan, Manahan, Solo, ahad malam (12/6/2016). Mengambil tema Belajar dari Erdogan disampaikan oleh Sholahudin Cirizal MA anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng.
Ustadz Sholahudin menyatir fatwa Imam Malik bin Annas yakni Tidak ada satu orangpun, setelah Nabi shalallahu’alaihi wasalam kecuali ucapanya itu bisa diambil dan juga bisa ditinggalkan kecuali Nabi. Hal ini berlaku pula bagi Recep Tayyib Erdogan presiden muslim yang akan diurainya keberhasilan dalam memimpinan Turkey.
“Kalau berbicara Erdogan tentu akan ada yang suka dan tidak, nah yang tidak suka termasuk Basar Asad di Suriah, Rusia, Israel juga. Beliau lahir di Istambul tahun 1954” ucap Dosen Universitas Muhammadiyah (UMS) tersebut.
Ustadz Sholahudin menyampaikan keberhasilan Erdogan dalam tiga hal yakni pertumbuhan ekonomi yang pesat, berhasil mereformasi konstitusi dan membangkitkan Turkey sebagai kekuatan utama.
“Turkey yang dulunya sekuler sekarang Erdogan memasukkan ajaran Islam ke instutitusi, kalau dulu sekolah dilarang berjilbab sekarang dibebaskan. Bahkan dirinya rela menyekolahkan anaknya keluar negri demi menjaga jilbab anaknya tidak dilepas, hanya untuk sekedar bersekolah, itulah Erdogan” ujar Lulusan Program Magister Universitas Bagdad tersebut.
Erdogan melakukan lompatan ekonomi dari rangking 111 dunia ke peringkat 16, dan masuk kedalam 20 negara besar terkuat (G-20) di dunia menurut ustadz Sholahudin. Tahun 2023 target Negara Turki Modern yang dicanangkan Erdogan, Turki menjadi kekuatan politik dan ekonomi nomer 1 di dunia.
“Ketika krisis Eropa dan Amerika, universitas Eropa dan Amerika menaikkan uang kuliah. Sedangkan Erdogan membebaskan seluruh biaya kuliah dan sekolah bagi rakyatnya” tandasnya.
10 tahun lalu, ustadz Sholahudin berujar bahwa ekspor Turki hanya 23 milyar dolar. Sekarang meningkat menjadi 153 milyar dolar, mencapai 190 negara. Barang espor paling banyak adalah mobil, yang kedua peralatan elektronik. Setiap 3 perangkat elektronik di Eropa, satunya adalah produk Turki.
“Selama Pemerintah Erdogan, dirinya mengawali pengolahan sampah menjadi pembangkit tenaga listrik, yang digunakan oleh sepertiga penduduk Turki. Dan saat ini energi listrik sudah dinikmati 98% penduduk Turki” sorotnya. [SY]