ALGIERS, (Panjimas.com) – Sheikh Ali Belhadj, Wakil Pemimpin Islamic Salvation Front, menyerukan pembukaan perbatasan antara Aljazair dan Maroko untuk memperkuat agama [Islam], bahasa, hubungan sejarah dan kekeluargaan diantara kedua negara, demikian pernyataan Sheikh Ali hari Ahad, (05/06/2016) pada momentum menjelang Ramadhan, dilansir oleh Quds Press.
Sheikh Belhadj menyatakan penyesalannya karena orang-orang yang ia gambarkan sebagai pribadi yang memiliki alasan kuat dan bijaksana tidak dapat mengkomunikasikan pendapat dan tuntutan mereka untuk mengakhiri sengketa politik antara kedua negara [Aljazair dan Maroko] ; sebuah hasil akan tercapai dengan memfasilitasi kunjungan-kunjungan bertimbal-balik dan mempromosikan rekonsiliasi antara bangsa-bangsa yang bertetangga satu sama lain.”
Pemimpin oposisi populer Aljazair itu juga mencatat bahwa rezim yang berkuasa di Aljazair menggunakan isu Sahara Barat [Western Sahara] demi tujuan politik tertentu, bukan untuk “membela permasalahan pokoknya”.
Untuk mengakhiri krisis Sahara, Sheikh Belhadj menyerukan para pemimpin Polisario untuk bertindak bijak dan jauh dari tekanan-tekanna eksternal dan mereka harus melakukan pembicaraan dengan pihak Maroko untuk mencapai solusi.
Sementara itu, Sheikh Ali Belhadj juga menyerukan pihak Maroko untuk mengakui kesalahannya mengenai penduduk Sahara, untuk memperbaiki segera kesalahan itu dan mengembalikan semua hak-hak kepada pemiliknya, yakni penduduk Sahara.
“Pemisahan wilayah bukanlah keputusan yang tepat, karena jika suatu masyarakat yang merasa tertindas oleh penguasa negaranya ingin memisahkan diri, akan ada banyak masyarakat lainnya yang juga akan menyerukan pemisahan di negara-negara Arab,” katanya.
Sheikh Belhadj juga menyerukan kepada partai-partai Islam untuk mereformasi diri, segera memperbaiki kekurangan dan kelemahan mereka serta senantiasa memegang prinsip-prinsip perjuangan Islam dan menjauhkan diri dari manuver politik. [IZ]