GAZA, (Panjimas.com) – Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas menolak adanya perubahan apapun dalam Inisiatif Perdamaian Arab (Arab Peace Initiative), Abbas menekankan bahwa ia berpegang teguh pada kesepakatan awal seperti yang telah disetujui oleh anggota-anggota Liga Arab pada tahun 2002 demikian pernyataan Abbas hari Ahad (05/06/2016), seperti dilansir oleh Safa news agency.
Dalam pernyataan pers-nya bertepatan dengan peristiwa 49 tahun pendudukan ilegal atas Yerusalem dan wilayah Tepi Barat sejak tahun 1967, Mahmoud Abbas mengatakan, “Rakyat Palestina tidak akan menerima apapun selain dengan diakhirinya pendudukan dan penindasan Israel yang telah dimulai sejak tahun 1967, serta pembentukan negara Palestina yang berdaulat di tanah sesuai dengan garis perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. ”
“Rakyat kami [Palestina] yang telah dikorbankan untuk hal ini, tidak akan pernah menerima bentuk solusi de facto apapun dari Israel yang dikenakan secara paksa di Yerusalem.”
“Para pemimpin Palestina [Fatah] bersikukuh dengan solusi dua-negara, dimana semua pihak dapat hidup aman dan damai, satu sama lain.”
Abbas menambahkan bahwa semua rakyat Palestina bersatu di belakang tujuan ini serta berpegang pada “hak-hak sah” yang diakui oleh masyarakat internasional.
Ia pun mencatat bahwa ia menerima semua upaya internasional yang bertujuan untuk “menghidupkan kembali solusi perdamaian yang adil, komprehensif dan berkelanjutan.”
Presiden Otoritas Palestina ini juga menekankan bahwa tekad rakyat Palestina telah menjadi lebih kuat dan mereka menjadi sangat gigih untuk mendapatkan kembali hak-hak mereka, mempertahankan prinsip-prinsip nasional mereka dan melindungi tempat-tempat suci mereka. [IZ]