NEW YORK, (Panjimas.com) – Muhammad Ali seorang legenda tinju tutup usia pada umur 74 tahun di Phoenix, AS, demikian pernyataan salah seorang perwakilan keluarga Ali pada media, dilansir oleh Anadolu.
Muhammad Ali dikenal luas sebagai salah satu tokoh olahraga paling berpengaruh di Abad ke-20. Ia telah memenangkan gelar tinju dunia kelas berat sebanyak tiga kali dan dunia mengingatnya sebagai seorang petinju muslim yang luar biasa dengan gaya bertarung yang menggabungkan kekuatan dan kelincahan.
Sementara itu saat berada diluar ring, ia pun terkenal dengan kepribadiannya yang karismatik, serta keterlibatannya dalam aktivitas sosial dan politik.
“Setelah 32 tahun dirinya berjuang melawan penyakit Parkinson, Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun. “Juara Tinju Dunia Kelas Berat tiga kali meninggal malam ini,” kata juru bicara keluarga, Bob Gunnell kepada NBC News.
Pada tahun 1967, tiga tahun setelah ia memenangkan gelar tinju dunia pertamanya, Ali menolak untuk bergabung dengan militer AS selama Perang Vietnam meskipun ia terdaftar dalam program pengabdian militer.
Akibat sikap politiknya itu, gelar juara dunia Muhammad Ali dicopot, lisensi tinjunya ditangguhkan, dan pengadilan memvonis dirinya bersalah karena secara sengaja menolak untuk ikut dalam program wajib militer. Tuntutan pada dirinya akhirnya digagalkan oleh Mahkamah Agung.
Saat arus politik berbalik dan opini publik bergeser pada masa perang Vietnam, Muhammad Ali didaulat menjadi juru bicara sentimen anti-perang, bahkan Ia dipercaya untuk memberikan pidato di Universitas-Universitas di seluruh Amerika Serikat, kemudian ia menjadi semakin aktif dalam gerakan perjuangan hak-hak sipil.
Sebagai seorang mualaf, Muhammad Ali menyerukan pentingnya kebebasan beragama. Ia pun tergabung sebagai aktivis gerakan Nation of Islamic Movement, yang berupaya memperjuangkan nilai-nilai Islam dan aktivisme politik etnis Afrika-Amerika, kemudian Muhammad Ali berkomitmen kuat memeluk Islam Sunni setelah terlibat konflik dengan gerakan itu pada tahun 1975.
Almarhum Muhammad Ali meninggalkan istrinya Lonnie, tujuh anak perempuan dan dua anak laki-laki, serta warisan kuat sebagai seorang publik figur petinju muslim yang terkemuka di dunia. [IZ]