SOLO, (Panjimas.com) – Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) bersama Elemen Umat Islam Soloraya menggelar Apel Siaga dalam menyambut Ramadhan 1437 H, Ahad (5/6/2016). “Waspada! Selamatkan Indonesia dari Bahaya Komunisme” menjadi tema acara yang dimulai dari lapangan Kota Barat longmach menuju Bundaran Gladak, Jl Slamet Riyadi, Solo.
Ribuan peserta tak ayal memadati ruas jalan utama kota Solo tersebut yang berbarengan dengan Car Free Day (CFD). Di baris depan tampak pasukan berkuda disusul kereta kuda yang ditumpangi Ulama, Ustadz, Tokoh masyarakat Soloraya. Selebihnya ormas Islam, Elemen Umat Islam dan Ponpes Soloraya menyusul berbaris dan berlari meneriakkan yel-yel “Ganyang, ganyang, ganyang PKI, PKI datang Umat Islam Menghadang”.
Prof. DR.dr. Zaenal Arifin Adnan,Sp. ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kesiapan umat Islam dan tokoh masyarakat dalam apel siaga tersebut.
“Kedepan saya harapkan TNI, Polri menemani kita, Ganyang PKI! Kita jangan dibiarkan, khususnya bapak Presiden kita untuk melarang komunis muncul di Indonesia, Allahu akhbar!” katanya.
Beberapa tokoh masyarakat dari Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Takmirul Islam, Jama’ah Tablig, Majelis tafsir Al Qur’an, Kraton Surokarto, Gerakan Bela Negara (GBN), diberikan kesempatan berorasi sekitar 5 menit diatas panggung. Mereka antusias bersepakat menolak muncul kembali faham komunis dan siap menghadapi jika PKI bangkit.
Sementara Alfian Tanjung sebagai tamu undangan mengungkap catatan gerakan PKI selama 20 tahun sejak 1996 sampai 2016. Dirinya memohon wartawan untuk merekam secara utuh karena akan disebut nama, tempat, tanggal, alamat dan siapa.
“Saya sudah bincang dengan bapak Kivlan Zen, Alfian tugas kamu menjelaskan seluruh yang sedang terjadi, tugas bang Kivlan nanti bagaimana menghadapi kejadiannya. Untuk menghadapi kebangkitan PKI kita akan wakafkan darah dan air mata kita kepada Allah dan tegaknya syariat Allah, Allahu akhbar!” ucap Alfian.
Ditengah acara Ustadz Muinudinnilah Basri MA, ketua DSKS memberikan bingkisan dan uang 50 ribu rupiah bagi 10 tukang becak sebagai perwakilan 600 kaum duafa Solo yang mendapatkan pembagian bingkisan gratis pada acara tersebut.
Lebih lanjut Kivlan zen mengatakan komunisme siap menerkam, data dan fakta sudah diberikan Alfian Tanjung namun bagi pemerintah hal itu tidak ada.
“Sekarang apa yang mau kita perbuat, sudah jelas fakta dan data, pemerintah mengatakan tidak melihat karena mata dan telinga mereka summun, bukmun, umyun la yakkilun, Allahu akhbar!” ujar Kivlan.
Terakhir ustadz Muin menyampaikan bahwa dalam menyambut ramadhan perlu mengingat sejarah Rosulullah. Menurutnya Kutiba ‘alaikummush shiyam terdapat eksistensi peperangan Rosulullah.
“Tanpa perang eksistensi umat Islam akan hilang, untuk itu kita semua siap, sebagaimana instruksi Allah sebelum puasa adalah kutiba’alaikumul qital. Allahu akhbar! Apakah kita semuanya siap berperang? Allahu akhbar!” teriaknya.
Acara sebelum ditutup dengan do’a, panitia meminta perwakilan ormas dan elemen umat Islam untuk naik ke panggung bersama Tokoh masyarakat dan ulama yang lebih dulu duduk tersebut. Bersama-sama mereka berdiri membacakan pernyataan sikap menolak bangkitnya PKI dan permintaan maaf pemerintah terhadap PKI, diikuti seluruh peserta apel siaga. [SY]