SOLO, (Panjimas.com) – Kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) yang diterapkan Dinas Perhubungan (Dishub) di tiga ruas jalan yakni Jl Dr Rajiman, Jl Agus Salim dan Jl Perintis kemerdekaan sudah kali ketiga didemo masyarakat Laweyan. Terakhir mereka melakukannya di jalan Dr. Rajiman, Laweyan, Solo, Senin malam (30/5/2016) meski dengan guyuran hujan.
Untuk itu beberapa ormas dan warga sepakat membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) Independen guna mencari sejauh mana manfaat dan kerugian atas diterapkannya kebijakan SSA tersebut.
Endro Sudarsono S.Pd mewakili TPF mengatakan dalam 30 hari telah terjadi 12 kecelakaan, sementara kepadatan lalu lintas di gang kampung Laweyan sering macet. Keamanan warga Laweyan sendiri semakin terancam.
“Tambah macet di jalan kampung itu, anak kecil dan balita tidak berani main, dan lagi perekonomian warga di sepanjang jalan Rajiman mulai lesu, kalau sudah begitu bisa terjadi PHK, sementara pedagang pasar Kabangan juga terancam bangkrut” ucap Endro.
Endro menambahkan bahwa akibat SSA justru muncul kemacetan baru di ruas jalan Samanhudi dimana jalan tersebut menjadi akses siswa SD dan SMP Ta’mirul Islam, ponpes Al Muayat, Sekolah Tinggi Sinar Nusantara.
“Jadi kesimpulannya dari hasil temuan kami bahwa kebijakan SSA yang diterapkan Walikota Solo berdampak negatif pada bidang ekonomi, sosial, keamanan, transportasi dan pendidikan” imbuhnya. [SY]