PURWAKARTA, (Panjimas.com) – Umat Islam Purwakarta kembali menyelenggarakan parade tauhid Jilid 2. Ahad, (29/5/2016) dalam rangka Menjaga Purwakarta dari bahaya syirik dan Liberal.
Sebagaimana diketahui, Perseturuan Ulama Purwakarta dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tidak mendapati jalan tengah, Ulama menilai bahwa budaya yang diusung oleh Dedi Mulyadi hanya dijadikan kedok untuk memuluskan praktek ritual kemusyrikan dirinya.
“Setelah kepala kerbau diarak keliling kota, kemarin sehari setelah festival beladiri di Purwakarta, kita mendapati sesajen di dalam situ buleud. Ini apa? Ini pesuguhan untuk syetan dan iblis. Ini kemusyrikan! Ujar KH Syahid Joban yang memimpin parada tauhid
Umat Islam Purwakarta betul-betul sudah geram dengan prilaku Dedi Mulyadi yang menyebarkan kemusyrikan di kota santri tersebut. Terlihat tulisan spanduk ukuran besar berisikan : Assalamu’alaikum, Dedi Mulyadi Silahkan berbudaya di Kota santri, Tapi Jangan Merusak Agama Kami.
Nampaknya umat Islam Purwakarta tidak main-main dengan praktek kemusyrikan yang dilakukan Dedi Mulyadi ini, mereka siap untuk bertindak tegas memerangi kemusyrikan.
“Kami tidak benci bupati, yang kami benci kemusyrikan! Kami tidak ridho kota santri dikotori dengan kemusyrikan, Demi Allah kami siap membubarkan acara bupati yang berbau syirik” Ujar KH.Syahid Joban
“Dua syarat damai dengan Dedi Mulyadi, pertama, Dedi bertaubat kembali ke jalan Islam yang lurus. Kedua, hilangkan kemusyrikan dan patung. Jika tidak kami siap perang” Lanjut KH Syahid Joban.
Acara parade tauhid ini dihadiri oleh ribuan umat Islam dan tokoh-tokoh Islam dari dalam maupun luar kota Purwakarta dengan tim pengamanan khusus FPI cikampek dan Kuningan
Sampai akhir acara berjalan lancar dan kondusif, terlihat Polisi, Tentara dan Satpol PP ikut serta menjaga keberlangsungan acara akbar umat islam Purwakarta ini. [RN]