BRATISLAVA (Panjimas.com) – Robert Fico mulai memimpin kabinet Slovakia sebagai Perdana Menteri Slovakia untuk periode ke-3 kalinya dengan meningkatkan retorika politik anti-Muslim.
Pernyataan intoleran Fico dilemparkannya ke publik hanya beberapa minggu sebelum Slovakia mengusulkan jabatan Presiden bergilir untuk Dewan Uni Eropa, dilansir oleh Slovak News Agency TASR.
“Ini mungkin terlihat aneh tapi maaf … Islam tidak memiliki tempat di Slovakia,” kata Robert Fico kepada Slovak News Agency TASR hari Rabu (25/05/2016). “Masalahnya bukanlah dengan arus imigran yang datang”, katanya, “tetapi “bukan lebih karena mereka [Muslim] akan mengubah wajah negara ini.”
Ia menambahkan bahwa “jika ada yang mengklaim bahwa Slovakia ingin menjadi negara yang multi-kultural [hidup dengan beragam budaya], mereka melawan esensi dari negara ini.”
Fico sebelumnya mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan mengizinkan Muslim untuk menciptakan “sebuah komunitas yang padu dan solid” di Slovakia dan mengintegrasikan pengungsi adalah suatu hal yang mustahil.
Slovakia merupakan penentang vokal atas rencana Uni Eropa yang mewajibkan para negara untuk mendistribusikan para pengungsi, dan Slovakia sedang menggugat rencana Uni Eropa itu.
Islamic Foundation [Yayasan Islam] di Slovakia mengatakan kepada situs Slovakia Spectators yang telah berulang kali mengunggah pernyataan Robert Fico, bahwa “Dengan mengulangi-ulangi pernyataan Fico…. tidak hanya akan membahayakan umat Islam Slovakia tetapi juga kepentingan negara ini sebagai negara berdaulat yang sedang membangun posisinya di kancah internasional.”
Untuk diketahui, Slovakia akan mengambil alih selama enam bulan periode kepresidenan Uni Eropa pada 1 Juli mendatang, untuk pertama kalinya sejak negara itu bergabung ke Uni-Eropa pada tahun 2004, namun ada banyak pihak yang khawatir, mengingat penolakan Slovakia untuk berpartisipasi dalam skema relokasi pengungsi Uni Eropa. [IZ]