SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Tak ketinggalan dalam menyambut datangnya Ramadhan 1437 H takmir masjid Baiturrohman, Cemani, Grogol, Sukoharjo menggelar kajian akbar bersama Ustadz Abu Fatiah Al Adnani, Ahad (29/5/2016).
Agus Munadhir takmir masjid dalam sambutannya mengharapkan apa yang disampaikan ustadz Abu Fatiah bisa dinikmati dan diambil hikmahnya.
“Mudah-mudahan kajian ini menambah semangat kita dalam menyambut bulan Ramadhan dan segi sikis kita lebih mantap menjalaninya” ucap Agus dihadapan 300 jama’ah yang hadir.
Ustadz Abu Fatiah mengawali dengan mengatakan bahwah hari itu hakekatnya ada tiga yakni hari kemarin, hari ini dan hari esok.
“Setiap orang semuanya berjalan, semuanya berdagang namun nasibnya ada dua yaitu apakah dirinya menebus atau terjerumus dalam kebinasaan” ucap ayah sebelas anak tersebut.
Lebih lanjut ustad Abu Fatiah menyampaikan hadist Rasulullah bahwa umat Islam seperti ba’da asar sampai magrib.
“Kalau Rasul 1400 tahun yang lalu mengatakan umat Islam seperti bada asar sampai magrib nah aekarang ini kira-kira kita sudah pada jam berapa pak?” tanya ustadz Abu Fatiah.
Meski tidak dijawab peserta, ustad Abu Fatiah tetap memberikan gambaran-gambaran manusia yang terlena dengan dunia tanpa memperhatikan persiapan. Menurutnya orang semacam ini akan merugi manakala sudah menjemput ajalnya.
“Satu pedagang pulang beruntung karena pandai berdagang, satu pedagang pulang rugi tidak tau cara berdagang. Saya kasih contohnya lagi, orang tua ngasih dua anaknya modal untuk berdagang, yang satu pulang bawa mobil, motor bisa beli rumah, bapaknya ngomong kamu pinter berdagang nak. Sementara yang satunya modal habis pulang gak bawa apa-apa, ayahnya ngomong kamu bodoh gak becus begitulah kira-kira” jelas Abu Fatiah.
Ustadz Abu Fatiah mengeluhkan umat Islam yang kurang ilmu dalam menjalani Ramadhan hanya biasa saja, lebih celakanya justru digunakan untuk hal yang tidak berguna.
“Ini fenomena mengerikan, bapak ibu. Al quran dibulan ramadhan harusnya menjadi sahrul ramadhan, boro-boro khatam, satu juz tidak selesai” keluhnya. [SY]