JAKARTA (Panjimas.com) – Beredarnya foto perempuan berjilbab yang menjadi pelayan rumah makan “Nasi Uduk Babi Buncit” sempat membuat heboh dunia maya.
Dari pesan siaran (broadcast) yang beredar, menyebutkan bahwa wanita yang mengenakan jilbab adalah seorang beragama Kristen Ortodox.
“Nasi Uduk Babi Buncit. Ada di Lippo Mal daerah Puri, Jakarta Barat. Lihat penjaganya, mengenakan kerudung! Tapi dia bukan muslim,” demikian pesan siaran yang diterima redaksi Panjimas.com, Senin (22/5/2016).
Namun, Tim Muallaf Center Jakarta yang melakukan penelusuran di lapangan menemukan fakta yang berbeda. Sehingga, pesan siaran yang beredar tanpa tabayyun (klarifikasi) tersebut, diduga telah mengarah pada sebuah fitnah.
“Nasi uduk Babi Buncit, ada di Lippomall Puri, Jakarta Barat. Buka tiap Jumat – Minggu, melayani jemaat-jemaat gereja di Mal Lippo Puri. Sudah jelas dari tulisannya jualannya mengandung Babi dan bukan untuk muslim,” ujar Sekjen Muallaf Center, Hanny Kristianto di halaman Facebook miliknya, Senin (23/5/2016).
Ia melanjutkan, wanita berjilbab yang menjadi penjaga rumah makan tersebut, ternyata seorang Muslimah.
“Penjaganya mengenakan kerudung dan setelah ditemui dan berkomunikasi ternyata dia Muslimah, bukan kafir seperti yang difitnahkan,” sambungnya.
Untuk itu ia mengimbau kepada kaum Muslimin agar tidak menyebarkan berita yang belum valid. Sebab hal itu dilarang dalam syariat Islam, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS Al-Isra’ : 36)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ لِأَخِيهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلَّا رَجَعَتْ عَلَيْهِ
Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya, “hai orang kafir,” maka kata itu akan menimpa salah satunya. Jika benar apa yang diucapkan (berarti orang yang dituduh menjadi kafir); jika tidak, maka tuduhan itu akan menimpa orang yang menuduh. [HR Muslim].
“Mari menanggapi setiap kabar dan informasi harus ada tabayyun kepada sumber dan verifikasi terhadap isinya. Tidak asal sharing atau posting. Tulislah yg baik dan benar juga bermanfaat, karena kita akan menpertanggungjawabkannya didunia dan akhirat,” imbaunya.
Muslimah kok Mau Jualan Babi?
Lebih lanjut, Hanny Kristianto menjelaskan bahwa, pemilik rumah makan “Nasi Uduk Babi Buncit” adalah seorang beragama Kristen Kharismatik, bukan Kristen Otodox, sebab Kristen Ortodox tidak mengkonsumsi babi.
“Pemilik Babi Buncit bernama Oey Cecilia dan Tommy (Kristen Kharismatik). Saudari kita Muslimah ini bekerja pada mereka sudah lama, rumah majikannya di Green Garden, Jakarta Barat,” ungkapnya.
Mengapa sang Muslimah mau bekerja di tempat tersebut, lagi-lagi masalah klasik, yakni faktor ekonomi.
“Jangan dicela tapi berikan solusinya. Beliau butuh pekerjaan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Temui dan nasehati yang baik pemiliknya, karena ini bisa jadi kontroversi dan memicu SARA,” ujarnya.
Disisi lain, ia juga menyampaikan agar kaum Muslimin berhati-hati saat berbelanja makanan, diperhatikan halal dan haramnya.
“Tuk saudara-saudara muslim, agar lebih berhati-hati lagi dalam mengkonsumsi makanan/minuman. Jangan hanya sekedar melihat yang menjual/menyajikan adalah orang yang berjilbab,” imbuhnya.
Adapun terkait sang Muslimah, sedang diusahakan agar ia meninggalkan pekerjaannya saat ini. Dari informasi yang disampaikan Muallaf Center, sudah ada tawaran kepada sang Muslimah agar meninggalkan pekerjaannya dan diberi pekerjaan yang sama dengan gaji dua kali lipat. Semoga saja tawaran tersebut diterima dengan baik.
“Tahukah kalian mengapa anak babi kalau berjalan selalu merunduk? Sepertinya dia malu punya bapak ibu seekor babi. Masa kita yang anak manusia tidak malu sama Allah berjualan babi?” tandasnya. [AW]