SOLO, (Panjimas.com) – Maraknya kasus perkoasaan disertai pembunuhan beberapa waktu yang lalu membuat semua orang menjadi gerah. Orang tua menjadi khawatir akan keamanan anaknya. Negera terlihat tak mampu memberikan rasa aman bagi warganya. Melihat persoalan tersebut KH Syuhada Bahri memberikan pendapatnya saat ditemuai diacara Malam Penganugerahan Insan Qurani DDII Jawa Tengah di Hotel Dana Ahad, (22/5/2016).
Di banyak media muncul wacana hukum kebiri bagi para pelaku pemerkosa.
“Saya tidak melihat bahwa hukum kebiri menyelesaikan persoalan. Kalau meperkosa itu hukuman yang pas adalah dipancung. Kalau berzina rajam.” Ujarnya.
Ia menambahkan, Kalau dikebiri, akan melahirkan orang-orang semakin biadab. Karena saat ia akan menyalurkan hasrat seksualnya tidak bisa maka mereka akan menggunakan cara pelampiasan lain, seperti memukul orang, menggit orang dan lain sebagainya.
“Relalitas ini menyadarkan tentang keadaan yang ada kemudian membuat sebuah perencanaan. Karena itu dakwah itu bukan sebuah kewajiban namun sebuah gerakan. Kaerna dalam al quran disebutkan bahwa dakwah itu gerakan penyelamatan dari kehancuran. Artinya, kehidupan ini akan hancur jika tidak diurus dengan Islam.” tambahnya.
Jika seperti ini para dai nya tidak sadar-sadar malah berkawan dengan orang kafir maka persoalan tidak akan selesai.
Maka selama ada orang yang membuka kebenaran dan berani berani nahi munkar maka kemenangan Islam akan datang.
KH Syuhada Bahri diakhir wawancaranya menyebutkan, banyaknya pejabat negara baik dari eksekutif dan legislatif yang sudah menjauh dari sumber Al qruan dan hadist adalah sumber dari persoalan tersebut.[RN]